Gerimis ada di sini. Bertamu di serambi. Membawa cabikan berita. Bulan sedang tersangkut di pucuk Cemara. Tolonglah dia. Begitu bisiknya sambil menahan isak di rintiknya yang lentik. Persis suara jarum jam yang berdetik.
Terus terang aku tercengang. Atas perkara apa bulan sampai tersesat pulang. Bukankah dia selalu dipandu. Oleh ketetapan waktu. Tak mungkin keliru.
Pada setiap kejadian selalu ada alasan. Entah itu atas kedatangan maupun tentang kepulangan. Kedatangan biasanya berujung pertemuan. Sedangkan kepulangan lebih karena diawali perpisahan.Â
Semua rencana hadir karena kecemasan. Terhadap pengharapan yang masih jauh di depan. Sebaik-baiknya rencana adalah jika bisa mempertemukannya dengan garis takdir. Bukan menempatkannya di tengah titik nadir.
Bulan sedang merencanakan purnama. Harus ada tempat persinggahan yang sempurna. Cemara adalah anak tangga pertama. Tempatnya mengumpulkan segala kecemasan. Atas kekacauan bila mendung hitam bergelayut datang.
Ini hanya masalah keinginan. Tak akan ada yang mempermasalahkan, bukan?
Bogor, 24 September 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI