Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa Lalu itu Bersayap Kupu-kupu

15 September 2018   23:58 Diperbarui: 15 September 2018   23:59 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada sebuah episode yang tak lagi aku percaya.  Meluncurlah bab tentang cinta.  Dari sebuah buku yang tertulis tentang nasibku.  Di situ dikatakan aku sedang dijamu masa lalu.  Bersayap kupu-kupu.  Hinggap dalam benak.  Meniadakan jarak yang telah lama terperangkap.  Di lingkaran onak.

Aku tak sanggup menolak.  Seperti tak mungkin aku menolak bayangan yang berlari, ketika aku berlari, di bawah genggaman matahari.

Aku tak bisa berkata.  Seperti tak bisa aku menyela angin ribut yang sedang mencabuti rumput-rumput, pada sebuah kejadian cuaca ketika sedang meluapkan caranya memperingatkan beberapa perkara yang luput.

Aku terdiam.  Tidak seribu bahasa.  Karena bahasa yang sanggup dikata hanyalah isyarat semata.  Seribu lainnya telah dipakai oleh bunga terhadap tangkai yang menopang mekarnya, cemara pada udara yang melambaikan sirip daunnya, langit pada biru yang mengerubunginya, laut pada karang yang bersumpah setia menjaga laju gelombangnya.

Aku ingin berbicara.  Sekedarnya saja.  Paling tidak aku bisa menyatakan kesediaanku untuk dijamu, oleh masa lalu bersayap kupu-kupu, meramu sisa-sisa waktu, menjadikannya sebagai alasan untuk rindu.

Rupanya diam dan bicara sama saja.  Masa lalu datang membawa perintah bab-bab selanjutnya agar dibaca.  Supaya akhir kisah menjadi sempurna, aku diminta untuk berkaca.  Masa depan bersimetri di situ.  Bersama masa lalu yang tetap bersayap kupu-kupu.

Bogor, 15 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun