Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ilalang pun Bisa Jatuh Hati

9 September 2018   10:24 Diperbarui: 9 September 2018   10:53 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tanah-tanah kurus tak terurus.  Tumbuhlah para ilalang yang mendirikan kerajaan sendiri.  Menjadi tuan atas perintahnya sendiri.  Menjadi hamba atas suruhannya sendiri.

Kisah ini baru pertama kali terjadi.  Ilalang jatuh hati.  Kepada langit yang membagi cahaya secara cuma-cuma.  Menumbuhkan akar-akarnya yang sekeras cadas.  Menembusi tanah yang tertidur lelap karena pori-porinya begitu mampat.

Ilalang membagi pula cintanya kepada air yang melepaskan kehausan pada batang tubuhnya yang langsing mengering.  Memberinya kemolekan tak terkatakan.  Menampilkan kecantikan tak terdefinisikan.

Begitu pula kepada bumi.  Ilalang pun menyerahkan hati.  Merasa selalu diberikan tempat untuk tinggal.  Tanpa menganggapnya sebagai penghuni yang janggal.  Tidak membedakan perlakuan antara dirinya dengan kemuning atau kenanga.  Bunga-bunga indah yang selalu memaniskan mata.

Dulunya ilalang adalah kumpulan yang terbuang.  Tersingkir oleh buah pikir bahwa mereka adalah penindas kesuburan, penghisap kemapanan, penyamun kedamaian.  Orang-orang tidak tahu bahwa ilalanglah yang mau menjadi pionir.  Menumbuhkan dirinya di tanah-tanah yang fakir.

Dulunya ilalang dianggap batang jerami yang tak punya rahim.  Tidak bisa melahirkan gandum atau padi.  Tak sesiapa bersedia menerimanya sebagai kekasih.  Apalagi meminangnya sebagai permaisuri.

Kini ilalang memutuskan untuk jatuh hati.  Kepada langit, air dan bumi.  Sampai nanti ada yang menerimanya sebagai calon mempelai.  Menjadi asal mula kisah epik yang apik setelah berlalunya badai.

Bogor, 9 September 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun