Jika benar mimpimu tercuri. Â Segeralah berunding dengan malam untuk melindungi sisa mimpi yang ada. Â Jangan biarkan apa yang masih tertinggal kemudian ikut-ikutan tanggal. Â Tanpa mimpi, kau akan mengecewakan segenap tidurmu dalam kekosongan pengharapan.
Kau tidak tahu. Â Mungkin mimpi yang dicuri justru mimpi-mimpi tentang sunyi. Â Kau justru diselamatkan agar tak terlanjur terperangkap dalam labirin gelap yang mungkin kelak membuat sisa hidupmu begitu pengap sampai kau harus mengirimkan badai ke hatimu yang sembab.
Jadi bersyukurlah. Â Di setiap senja yang datang, katakan tentang bintang yang sedang kau hias dengan benang dan kunang-kunang. Â Benangnya kau pintal menggunakan jarum yang sama saat kau menjahit kenangan pahit. Â Kunang-kunangnya adalah pelita kecil yang kau sematkan pada asamu yang kembali meraksasa; kau siap lagi menenun mimpi yang bercahaya.
Sekarang bersahabatlah dengan malam. Â Di setiap kegelapannya, malam selalu menyimpan kejutan semanis sulingan nira yang bahkan telah membumbuinya dengan saripati selulosa. Â Di setiap misterinya, malam selalu mengudar beberapa rahasia tentang cinta yang datang tanpa dipaksa. Tiba-tiba saja. Â Seperti bunga yang dinihari tadi masih menguncup, kemudian saat kau terjaga, mekarnya berhasil mencerahkan ufuk yang nampaknya hendak meredup.
Ini adalah petuah bertuah dari orang-orang yang percaya terhadap mimpi; di setiap mimpi yang tercuri, akan diganti cenderamata lain yang tak kalah berarti. Â Jangan berhenti mempercayainya, seperti kau percaya senja akan selalu ada, selama pagi tidak kau tolak kehadirannya.
Bogor, 8 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H