Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Pernah Takut untuk Jatuh Cinta

8 September 2018   07:03 Diperbarui: 8 September 2018   07:04 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau kau takut kepada malam karena dikatakan banyak menyimpan rahasia.  Seolah taring tajam selalu terhunus dalam kegelapannya.  Seakan jeritan ngeri setiap saat bisa meluruhkan keberanian yang tinggal sisa-sisa;

Jangan pernah takut jatuh cinta kepadanya.  Malam itu seistimewa putri raja yang menyamar jadi dayang teraniaya.  Mengabdikan cinta secara sederhana. Namun siap meruntuhkan bintang sebagai mahar untuk bukti cintanya.

Kalau kau takut pada lolongan panjang serigala di puncak purnama.  Pertanda akan hadirnya sosok kengerian dalam dongeng pengantar tidur anak-anak manja.  Setiap saat bisa menjelma menjadi horror mencekam yang menampilkan wajah seram;

Jangan pernah takut jatuh cinta kepadanya.  Lolongan itu adalah isyarat dari sumpah setia. Kengerian itu satu cara untuk membuatmu paham betapa gigihnya serigala dalam melindungi keluarganya.  

Kalau kau takut kemarau mengikis setiap lubang pori tubuhmu dalam monumen penindasan cuaca terhadap manusia yang tak berdaya.  Dalam takutmu kau menyeru berkali-kali kepada hujan agar datang berulang-ulang.  Tak tahu bahwa hujan yang berlebihan akan begitu mudahnya menghanyutkan kerinduan.  Habis-habisan;

Jangan pernah takut jatuh cinta kepadanya.  Kemarau adalah satu-satunya musim yang tahu bagaimana cara mencinta.  Dia tidak membakar kecuali apinya dipantik sengaja.  Dia tidak menghanguskan kecuali nyala dibesarkan sejadi-jadinya.  Kemarau adalah pecinta romantis yang sanggup mempersembahkan tragedi manis.

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta hanya karena takut terluka.  Karena di dalam setiap lukanya kau akan menemukan cara bagaimana mencari bahagia yang sesungguhnya.

Bogor, 8 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun