Tidak ada orang yang sanggup lari dari kisahnya sendiri. Â Seperti bayangan yang sedikitpun tak akan bergeming meski diusir pergi.
Ini tak ubahnya dengan bayi kembar yang tak dilahirkan dari rahim yang sama. Namun selalu mengikut kemana-mana. Â Hanya butuh pemisah berupa mati atau cahaya.
Saat meregang nyawa. Â Kisah akan berakhir dengan sendirinya. Â Ketika cahaya terpenjara dalam gelap. Â Bayangan tentu segera ikut melenyap.
Karena itu tak perlu lari dari semua kisah hidup. Â Percuma. Â Itu hanya akan menjadi ratapan yang tak jauh artinya dari bermain peran dalam drama.
Juga tak usah menepis bayangan. Â Itu sia-sia. Â Biarkan dia memandu atau mengekor kemanapun langkah membawa. Â Kalau kita memaksa. Â Kita serupa dengan pelakon yang kehabisan suara pada dialognya, kehilangan ingatan pada setiap adegannya.
Pada kesimpulannya. Â Kisah yang abadi adalah kisah dari kematian itu sendiri. Â Bayangan yang tak pernah menghilang adalah cahaya yang dipantulkan oleh kelam yang pada waktunya akan selamanya berpulang.
Bogor, 31 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H