Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi │Ketika Semesta Bersitegang dengan Angka

6 Agustus 2018   13:52 Diperbarui: 6 Agustus 2018   14:10 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: salso.ir

Satu sampai Sepuluh! Itu adalah angka peringatan. Begitu tawaran bumi kepada tanah-tanah berongga yang berniat memberontak paksa. Melepaskan diri dari kungkungan pengap yang dibangun sekian abad. Oleh patahan masa dan jeruji waktu.

Tawaran bumi diterima. Beberapa titik diaduk menjadi koma. Menggeliat dahsyat. Mengguncang ruang demi ruang. Mendirikan bulu roma. Mendidihkan airmata. 

Bukan! Ini bukan hukuman! Ini adalah kejadian. Ketika semesta bersitegang dengan angka. Patahan masa digerakkan agar kembali seimbang.  Jeruji waktu dikuatkan demi pengaturan ulang.

Karena jelas ini bukan hukuman. Tidak perlu mengerang-erang.Korban yang berjatuhan adalah peristiwa tentang kepastian. Dengan cara apa manusia mesti berpulang. 

Hilangkan segala jenis ratapan! Kembalikan para korban kepada bumi yang memilikinya. Bangun kembali peradaban yang seimbang. Jangan biarkan neraca tak lagi setimbang. 

Ingatlah saja bahwa kita tak lebih dari debu. Di hadapan zaman yang mudah saja menggali lubang waktu.

Jakarta, 6 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun