Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sungai-sungai yang Berhenti Mengalir

24 Juli 2018   20:22 Diperbarui: 24 Juli 2018   21:00 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini kisah tentang sungai-sungai yang berhenti mengalir.  Mata airnya tersumbat air liur.  Menetes-netes dari mulut yang kekenyangan setelah mengunyah kesegaran hutan.  Perutnya membuncit serupa kepundan matang.  Tak lama lagi akan meledakkan kekeringan. 

Lantas sungai-sungai pun berhenti menjadi sungai.  Memilih menanami diri dengan batu-batu.  Pilihan yang tidak keliru.  Bukankah lebih baik memahat tubuh menjadi arca.  Daripada dilupakan lalu mati merana.

Laut adalah perhentian bukan persinggahan.  Tak mungkin bisa mengembalikan air ke hulu.  Lagipula airnya sekarang terlalu berlendir.  Entah bagaimana cara agar bisa kembali cair.  Sulit sekali mendaki langit.  Mencapai awan yang tinggal sedikit.

Hujan menjadi barang mewah.  Kalaupun turun, berbondong-bondong orang berebut untuk menadah.  Tak ada sisa merembes ke pori-pori tanah.  Bumi tak lebih dari lubang besar tempat peradaban menyampah.

Kisah ini tentang sungai-sungai yang tak lagi berair.  Mata air satu-satunya kini tinggal airmata.  Menderas bersamaan dengan kerongkongan yang mengeriput kehausan.  Oh Tuhan, jika tak lama lagi bumi hanya menjadi kenangan yang buram.  Tolong jangan sebut bahwa ini hukuman.  Karena semua ini tak pelak akibat lupa ingatan.

Jakarta, 24 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun