Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lari dari Sunyi

23 Juli 2018   07:36 Diperbarui: 23 Juli 2018   08:07 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menemukan namamu. Di pantulan cahaya matahari. Pada kaca sebuah menara tinggi. Tertulis besar-besar di sana. Lewat isyarat kehangatan. Membuatku tertegun. Aku berharap menjadi embun. Kau uapi aku hingga menyatu dengan udara. Pergi ke atas langit secara sederhana. Tapi bisa melihatmu dengan sempurna.

Menemukan bekas senyummu. Di pucuk teratai ungu. Sedang merenangi pagi. Bersiap untuk mekar. Seolah memberi kabar. Bahwa kau masih memutuskan untuk rindu. Kepadaku. Dan juga terhadap kebisingan yang terasa beku.

Langka. Ketika terdengar cuitan burung di tengah kota. Mungkin mereka sengaja. Kau utus untuk menghiburku yang sedang menyeduh airmata. Atas nama duka yang sebenarnya belum ada. Namun terpengaruh pada cuplikan drama yang memenuhi kepala.

Aku menyusut lelehan keringat yang kepagian. Berusaha keras menghafal masa depan. Berpikir bisa mendahului waktu. Tapi ternyata aku tak beranjak seinchipun dari jepitan batu-batu.

Tolonglah aku. Ulurkan tanganmu. Aku mesti segera terlepas. Agar bisa kembali mengeja namamu dalam setiap helaan nafas.

Bantulah aku melarikan diri dari sunyi. Menuju suatu tempat yang luput dari incaran sepi. Kita bersama akan selalu meramaikan pagi. Dari balik pantulan cahaya matahari.

Jakarta, 23 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun