Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Orang-orang di Luar Kotak

21 Juli 2018   15:27 Diperbarui: 21 Juli 2018   15:27 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak beranjak walaupun barisan sanca hendak melintasi tempat mereka duduk diam sambil memandangi hujan.  Suara hujan yang datang disangka sebagai tetabuhan gamelan.  Menyumbangkan irama penuh ketenangan pada hati yang telah lama berbatu nisan.  Dibakar masa silam.  Ditikam oleh tajamnya kenangan.

Orang-orang yang menjalani hidup di luar kotak, menganggap gunung bukan sebagai tempat mendaki, namun justru awalan yang tepat untuk terjun bunuh diri.

Orang-orang yang meyakini kotak sebagai penjara, mengira ombak di lautan adalah jilatan manja seekor kucing persia, sedang meminta secawan susu atas kehausan mewahnya.

Orang-orang yang menyingkirkan kotak di kepalanya, adalah orang-orang yang memahami bahwa meringkuk dalam kotak berarti menyerahkan seluruh tubuhnya untuk dikurung waktu.  Pasrah saja terhadap kesederhanaan cuaca yang sebenarnya bisa dibuat megah.  Semegah musim hujan saat disambut gembira oleh pematang sawah.

Orang-orang yang selamanya berada di dalam kotak, akan selalu mengatakan bahwa laut berwarna biru, padahal warna itu pantulan dari seberapa cerah wajah langit saat itu.  Orang-orang itu juga dengan mudah akan mengatakan selalu ada satu kejatuhan dari ribuan kali tupai melompat di antara dahan. Tidak akan pernah menyebutkan berapa ribu kali lompatan itu berhasil.  Atau seberapa indah lompatan itu membelah angin menjadi berkeping-keping.

Kampus Fahutan IPB, 21 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun