Aku lihat. Â Matahari sedang tumbuh di pipimu. Kemungkinan kau sedang menjerang masa lalu. Â Memanaskannya untuk persiapan menghadapi pertengkaran dengan waktu. Kau tidak terima waktu menelikungmu begitu rupa. Â Sehingga kau terjebak dalam kerumitan yang membuatmu sakit kepala.
Kau mesti ingat satu hal. Â Masa kini adalah masa lalu untuk esok hari. Â Sedangkan masa depan adalah masa kini yang sedang dipersiapkan untuk entah kapan. Â Oleh karena itu berdamailah dengan waktu. Â Hanya waktu yang mampu menggiring bahagia ke arahmu.
Sekarang apa? Â Sudahkah tuntas masa lalu yang kau didihkan? Â Aku bisa membantumu dengan menjerang matahari milikku. Â Supaya semakin cepat kau tahu seperti apa rasa sembilu.
Jika semua sudah usai. Â Duduklah di balai-balai. Â Perhatikan apakah matahari tak kurang suatu apa. Â Karena kita berdua menjerangnya sepagian. Â Dan tidak memberinya kesempatan untuk mendinginkan.
Bogor, 2 Juli 2018