Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja dan Kematian

26 Juni 2018   08:45 Diperbarui: 26 Juni 2018   09:03 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja selalu datang. Kemudian pergi. Lalu datang lagi. Berulang-ulang seperti bumerang. Mirip putaran jarum jam. Meninggalkan satu angka. Untuk kembali pada angka yang sama. Pada putaran berikutnya.

Kematian selalu tiba. Pada saatnya. Tak mungkin kembali. Jalannya satu arah pergi. Seperti gelombang. Bergulung-gulung dicemeti angin. Sampai ke pesisir dalam bentuk buih yang mendingin. Tak bisa kembali ke tengah laut sebab telah hancur berkeping-keping.

Senja adalah kematian. Atas perintah waktu. 

Kematian adalah kebinasaan. Karena kehabisan waktu.

Di saat-saat kepergian. Senja adalah contoh terbaik bagi sebuah pertemuan. Di saat-saat perpisahan. Kematian adalah contoh terbaik bagi sebuah kehilangan.

Bogor, 26 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun