Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sunyi yang Paripurna

16 Juni 2018   07:09 Diperbarui: 16 Juni 2018   07:43 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menelan mata

Dalam pejam yang sempurna

Membimbing jiwa

Dalam tenang yang paripurna

Menggeletakkan tubuh

Dalam lelap yang utuh

Menyerahkan ruh

Dalam gelap yang runtuh

Suara-suara yang terdengar adalah desir darah menuju jantung.  Bisikan yang tertangkap adalah angin dingin menerobos bilik.  Pesan-pesan yang sampai adalah berita dari hening.  Dicetak di lembaran hati yang bening. 

Itu adalah sebuah fragmen.  Pecahan dari skenario utuh dinihari.  Bagaimana diam, menjadi bahasa percakapan sunyi.  Seperti pertapa, belum pungkas mencari jati diri.

Itu adalah bagian kisah.  Dari drama senyap malam hari.  Seperti apa sesungguhnya, arti dari paripurna.  Ketika sunyi, mencapai sempurna.

Bogor, 16 Juni 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun