Upacara didirikan. Â Penghormatan terhadap pemakaman hujan. Â Bermatian jatuh ke tanah. Â Di lubang-lubang yang digali dengan sengaja. Â Oleh para binatang melata yang mempersembahkan hidupnya utuh untuk kesuburan.
Tembakan salvo diberikan. Â Berulang-ulang. Â Oleh petir menyambar-nyambar. Â Pucuk nyiur dan tiang menara. Â Kelaziman yang ditunjukkan bagi mangkatnya pahlawan.
Bela sungkawa. Â Datang dari mana-mana. Â Dari sepasang sepatu berlumpur yang kembali jelita. Â Dari bus kota tua yang seolah kembali muda. Â Dari dinding-dinding kaca yang meneteskan airmata.
Karangan bunga. Â Dikirimkan oleh taman-taman yang kekeringan. Â Segala jenis bunga dimekarkan. Â Mengantar kepergian yang bukan sebuah kehilangan.
Doa-doa mengangkasa. Â Menemui pintu langit yang terbuka menganga. Â Masuk ke dalamnya berupa ucapan berduka cita yang gembira;
Hidupmu adalah gelapku. Â Matimu adalah terangku. Â Kau hidup untuk mati. Â Terkubur dalam bumi. Â Memenuhi kebutuhan hidup kami.
Prosesi pemakaman hujan. Â Diikuti nyaris seluruh alam. Â Tak terkecuali sungai, danau dan lautan. Â Dari rahim merekalah hujan dilahirkan. Â Dari kasih merekalah hujan ditimbang dan ditimang. Â Merekalah sebenarnya orangtua yang paham tentang arti sebuah keikhlasan.
Bogor, 15 Juni 2018