Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kupu-kupu Terperangkap Waktu

16 Mei 2018   09:13 Diperbarui: 16 Mei 2018   17:36 2450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Tersesat. Salah tempat. Seekor kupu-kupu terperangkap. Sayapnya terjerat kuat. Oleh waktu yang mengikat. Di simpang antara takdir kematian singkat.  Dan keinginan memperpanjang perjalanan dengan cara hebat.

Enam pagi dilaluinya dengan cara biasa. Terbang mengendarai udara lalu hinggap di bermacam bunga. Menyesap sedikit manis kemudian berlalu meninggalkan nektar yang telah diiris-iris.

Enam malam diinapinya dengan sederhana. Berdiam di ranting yang diayun angin dingin. Menemani kunang-kunang mempermainkan cahaya. Pohon tempat mereka hinggap menjadi semacam miniatur semesta.

Ini hari ketujuh. Hari terakhir yang ditentukan waktu. Bagi kupu-kupu yang hanya berusia seminggu.

Ini hari terakhir. Sebuah siklus takdir. Bagi kupu-kupu yang ikut menebarkan benih dan bulir. Kelak tumbuh dan berbunga menjadi bougenville atau anyelir.

Pekanbaru, 16 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun