Kau tersenyum dari balik jendela kaca. Menyuarakan keinginan yang terpendam. Bawa aku ke tempat yang belum pernah aku datangi. Aku mau melihat danau misterius penjaga gunung, kastil dan menara tinggi simbol cinta, pantai berlumut yang pasir-pasirnya dirubuhkan gelombang.
Ini bukan stasiun perhentian terakhir. Masih banyak lagi yang harus disinggahi. Termasuk mesti melewati aura gua sunyaragi. Di mana dulu aku sempat menuliskan kisah tentang para pertapa yang tak tergoda oleh ketelanjangan para iblis yang menyaru sebagai bidadari.
Pucuk-pucuk pohon berlarian. Bertabrakan dengan angin dari arah berlawanan. Menjeritkan terompet kereta berulang-ulang. Aku pulang, aku pulang. Itulah yang terlihat dari kilatan matamu begitu kau melihat ujung langit memerah terang.
Aku katakan kepadamu; ini bukan kereta terakhir yang kau tumpangi. Masih ada banyak lagi rangkaian perjalanan. Melintasi ngarai. Menyeberangi samudera. Menyusuri petak-petak salju. Sampai nanti kau  lunasi semua janjimu. Kepada hati dan mimpimu.
Sampit, 25 April 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI