Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Skenario Tambahan

9 April 2018   15:45 Diperbarui: 9 April 2018   16:05 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku tidak mau!  Aku hanya mau peran utama..." Artis cantik berambut pirang itu menggelengkan kepala.

Sutradara berambut gondrong itu mengerjapkan mata.  Ditatapnya lembaran skenario yang dikembalikan Fanta, si artis cantik dengan kasar.

"Hanya dalam film ini saja Fanta, please.  Karakter pemeran utamanya lebih cocok untuk Nova. Next skenario tentu saja hanya kamu yang paling tepat menjadi pemeran utamanya.  Please," untuk kedua kalinya kata memohon itu keluar dari mulut Sanday sang sutradara.

Fanta menggeleng.  Kali ini lebih tegas lagi.  Sanday putus asa. Pikirannya berputar-putar.

------

Baru kali ini Sanday ditawari untuk menjadi sutradara film horror. Reputasinya sejauh ini adalah sutradara film drama yang cukup ternama. Tapi ini tantangan besar baginya. Dia tidak pernah menolak yang namanya tantangan.

Fanta adalah artis pelanggan pemeran utama dalam setiap film yang disutradarainya. Selalu sukses. Fanta sangat menjiwai setiap perannya dengan totalitas luar biasa. Sanday tahu persis bahwa bakat Fanta memang ada pada film-film yang bertema drama.  Tidak pada film dengan tema horror.  Fanta akan keteteran.  Nova jauh lebih baik.

Sanday pusing kepala. Ini adalah tantangan besar yang harus dilaluinya dengan prestasi bagus. Tapi Fanta tetap bersikeras bahwa dia yang harus jadi pemeran utama. Sanday ragu apakah debutnya ini akan sukses jika Fanta masih juga ngotot.

Sebenarnya Sanday sudah menghubungi Nova untuk menjadi peran utama dalam film terbarunya ini. Nova setuju. Dengan satu syarat tidak mau satu scene dengan Fanta dalam adegan apapun. Sanday makin puyeng. Dia harus memutar keras otak scripter untuk membuat skenario tambahan tapi tidak merubah ide cerita.

-----

Pada akhirnya Sanday berhasil membujuk Fanta untuk menjadi pemeran pembantu. Nova adalah pemeran utama. Skenario sudah digubah dan ditambah agar bisa menyesuaikan dengan keinginan Fanta dan Nova.

Dua artis cantik itu memang bermusuhan sejak lama. Sanday sendiri tidak tahu kenapa. Yang jelas dia memang berusaha sekerasnya agar dua orang yang bermusuhan itu menjadi satu dalam filmnya. Itu malah bisa mendongkrak papularitas dan menarik orang untuk menonton.

-----

Film bergenre horror itu sendiri berkutat pada permasalahan persaingan antara dua artis yang sedang sama-sama ngehit. Tidak mau kalah satu sama lain membuat keduanya berseteru dan menggunakan segala cara agar bisa melebihi yang lain.  Ceritanya entah kenapa jadi mirip kejadian sesungguhnya di dunia nyata antara Fanta dan Nova.

Di sinilah Sanday meramu ketegangan demi ketegangan dengan memunculkan beberapa karakter dukun santet.  Khas film Indonesia.  Termasuk juga bagaimana keduanya ternyata mencintai orang yang sama.  Ketegangan memuncak pada adegan pertarungan antara dua dukun santet yang sama-sama hebat. 

Sanday masih menyimpan satu kejutan di klimaks cerita. Skenario tambahan telah disiapkan khusus untuk adegan ini.  Sanday tidak mau bercerita baik kepada Fanta maupun Nova. Biar pada saatnya saja mereka tahu dan mau tak mau harus melakukan adegannya.

Pengambilan scene demi scene film itu memakan waktu hingga berbulan-bulan.  Sanday harus menyabarkan hati para crewnya yang mulai mengeluh bahwa film ini mulai bertele-tele pembuatannya.  Semmua gara-gara Fanta dan Nova sama sekali tidak mau dalam satu scene.  Bahkan di luar pengambilan scene pun mereka tidak mau saling berjumpa. 

Tempat menginapnya terpisah.  Tempat istirahatnya terpisah.  Segalanya serba terpisah.  Sanday sendiri sebetulnya sudah mulai gelisah dengan semakin berlarutnya waktu pembuatan film ini.  Dia diberikan tenggat oleh produser untuk menyelesaikan semua adegan satu bulan lagi.  Promosi besar-besaran telah dilakukan.  Termasuk rencana jadwal tayang di bioskop juga sudah diiklankan.  Gawat!

-----

Ini hari terakhir pengambilan gambar dan adegan.  Sanday memutuskan untuk mempercepat penyelesaian sebelum tenggat.  Dia tidak mau menodai reputasinya sebagai sutradara dengan terlambat.

Pengambilan gambar dan adegan akan dilakukan di sebuah rumah tua peninggalan zaman belanda.  Sanday sudah menyampaikan kepada Fanta dan Nova bahwa pengambilan scene akan bersama-sama di dalam rumah itu tapi di ruang yang berbeda. 

Fanta di kamar tidur utama dan Nova di gudang belakang.  Sanday telah mempersiapkan 2 regu crew agar semua berjalan berbarengan.  Dia juga sudah memberi instruksi detail kepada Rafi, asisten sutradara untuk memimpin scene di gudang belakang.

-----

Kamar utama;

Sanday memandangi Fanta yang cantik itu duduk action di depan meja rias.  Mengoleskan maskara di matanya yang dirias cekung supaya terlihat kurang tidur.  Di dalam alur cerita, Fanta sedang menunggu kedatangan Mbah Rombang, dukun yang disewanya untuk mengguna-guna Nova. 

Mbah Rombang di dunia nyata adalah kuncen di kuburan keramat puncak kemukus.  Pada saat memilih aktor untuk memerankan Mbah Rombang, Sanday sempat kesulitan besar.  Jarang sekali pria tua yang cocok pada saat casting.  Selain itu memang jarang sekali aktor tua yang bersedia memerankan tokoh kontroversial ini. 

Gudang belakang;

Nova komat kamit di depan prapen di sebuah ruangan kecil yang diset sebagai ruang pemujaan.  Di hadapannya duduk seorang lelaki tua memakai ikat kepala hitam.  Lelaki itu aktor yang memerankan Pak Doblang.  Dukun hitam yang disewa oleh Nova untuk menyingkirkan Fanta.

Pak Doblang sebenarnya benar-benar ada di dunia nyata.  Seorang dukun terkenal di kalangan artis yang menyukai jalan pintas untuk cepat terkenal.  Dalam mencari pemeran dukun ini Sanday juga mengalami kesulitan karena tidak banyak aktor yang mau.

Dari sedikit pilihan yang mau, hampir semua mengurungkan niat dengan alasan yang tidak jelas.  Hanya satu aktor yang bersedia. 

Kamar utama;

Fanta masih duduk di depan meja rias.  Tapi kali ini bersama dengan seorang kakek renta yang tak pernah lepas dari rokok klembak di bibirnya.  Bau kamar menyengat dengan aroma kemenyan yang sangat kuat.  Fanta sampai beberapa kali harus menutupi hidung saking tidak tahannya.  Beberapa kali action harus dicut karena Fanta bersin-bersin.

Take dilanjutkan dengan Fanta mengenakan masker.  Sementara Mbah Rombang duduk bersila di sudut kamar.  Membakar sejumlah besar kemenyan dan sedikit kembang.  Asap bergulung-gulung memenuhi kamar.  Wangi.  Teramat wangi.  Fanta terbelalak.  Di dalam penglihatannya, asap itu membentuk seekor ular besar.  Keluar dari pintu kamar.  Menuju belakang.

Sanday memperhatikan sambil tersenyum lebar.  Skenario tambahannya luar biasa bagus!

Gudang belakang;

Ravi memberi instruksi.  Nova memegangi lehernya yang serasa tercekik.  Matanya mendelik.  Raut mukanya terlihat sangat kesakitan.  Nova terjatuh.  Berkelojotan di lantai gudang.  Darah mengalir melalui hidung, mata dan telinganya.  Ravi bertepuk tangan.  Acting Nova memang luar biasa kalau memerankan film bertema horror.  Sanday memang tidak pernah salah pilih orang.

Sementara itu, Pak Doblang sudah memulai ritualnya.  Diambilnya semacam boneka voodoo yang dililit dengan sobekan kain berwarna merah serta beberapa helai rambut berwarna pirang di atas kepalanya yang bulat.

Pak Doblang mengambil sebuah paku tajam yang sebelumnya direndam dalam sebuah baki berisi darah ayam hitam.  Ditusukkannya paku itu berulang-ulang ke seluruh tubuh boneka itu.  Terakhir paku itu ditancapkan persisi di dada boneka.

Saat Bersamaan di Kamar utama;

Fanta terbeliak kesakitan.  Jeritannya terdengar menyayat hati.  Dari sekujur tubuhnya mengalir darah hitam.  Tidak ada luka di sana namun jelas terlihat darah mengalir deras lewat setiap pori-pori tubuhnya.  Fanta mengakhiri jeritannya yang melengking dengan tubuh terjengkang sambil memegangi dadanya.

Sanday tersenyum puas.  Skenario tambahannya benar-benar sukses berat!

Tempat shooting mendadak histeris.  Dua kematian pada saat hampir bersamaan.  Fanta dan Nova mati dengan cara tidak lazim.

Beredar kabar juga bahwa aktor yang sedianya menjadi pemeran Pak Doblang meninggal secara misterius di rumahnya.

-----

Mbah Rombang dan Pak Doblang diperiksa.  Keduanya menyatakan menerima order dari seseorang untuk mempraktekkan ilmu mereka menyantet dalam sebuah acara khusus.  Tentu saja mereka tidak menolak karena bayarannya sangat mahal.  Lagipula disebutkan bahwa identitas mereka akan dirahasiakan.

-----

Sanday ditangkap. Diselidiki sebagai penanggung jawab kegiatan hingga menyebabkan dua kematian sekaligus.  Sanday diperiksa maraton.  Saat diperiksa, sutradara itu hanya banyak tersenyum.  Berkali-kali mengatakan baru kali ini dia benar-benar puas telah berhasil membuat film orisinal yang tiada duanya.  Sambil terus menerus membanggakan hasil karyanya, mata Sanday berputar-putar liar.  Sanday sampai pada kegilaan yang sebenarnya.

-----

Bogor, 9 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun