Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencuci Keinginan dalam Cahaya

8 April 2018   06:21 Diperbarui: 8 April 2018   07:56 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Lusinan keinginan masih tertinggal dalam benak yang dikeruhi sisa genangan hujan. Pagi yang menyapa dengan elok dibiarkan saja. Kau lebih memilih menjemur keinginan terbarumu. Padahal matahari masih berusaha merangkaki hari. Kau tidak peduli. 

Kau pikir semua yang nampak indah adalah ketika sepasang kupu-kupu datang kepagian di taman yang masih basah. Kau tidak tahu bahwa kupu-kupu itu sedang menyusu pada embun yang menempel erat di daun-daun bunga. Mereka kehausan. 

Sementara kau sendiri kekenyangan. Kau telah menelan sedikitnya dua bintang tadi malam. Satu waluku dan satu kejora. Kau masukkan dalam mimpimu agar kau terlepas dari ratapan masa lalu.

Tidak mudah memang. Karena masa lalu ibarat goresan paku. Menoreh begitu dalam hingga menurutmu itu adalah luka. Padahal tentu saja bukan. Luka selalu menimbulkan bekas. Sedangkan masa lalu itu mudah saja terkelupas.  Itu jika kau memang berniat melihat masa depan seperti ketika kau menatap lekat cahaya yang mendekat.

Cahaya dari mana kau tidak perlu tahu. Paling penting kau pilah lusinan keinginan yang masih tertunda dengan cara mencucinya di dalam cahaya. Semua akan terlihat terang dan gamblang. Jadi kau bisa membalas sapaan pagi dengan ikhlas dan gampang.

Bogor, 8 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun