Tentu mudah saja. Â Aku bisa kau temui di dalam rumah lebah. Â Tempat bersarang ratu cantik yang tergolek lemah. Â Menetaskan anak-anak perkasa yang kelak akan menyaingi keperkasaan elang. Â Aku adalah rasa manis yang tak usah kau bandingkan dengan gula. Â Akulah manis yang sesungguhnya.
Aku juga bisa kau temui di padang gurun. Â Tempat matahari melabuhkan puncak panas. Â Aku tumbuh di dalam rahim pasir. Â Tubuhku dipenuhi duri yang siap merajam pemangsa seliar apapun. Â Aku adalah pejuang tangguh. Â Bahkan lebih tangguh dari Mamluk sang penakluk.
Ketika ada rasa pahit di mulutmu. Â Kau ingin menghilangkannya tapi kau tidak tahu caranya. Â Maka kau tepat mendatangiku. Â Aku adalah simbol keberanian kerajaan besar. Â Hidup di antara perisai, tombak dan pedang. Â Aku adalah pahit yang paling pahit. Â Tapi aku sanggup menghilangkan segenap rasa sakit.
Bagaimana kau bisa menemuiku bilamana yang kau cari adalah bahagia. Â Datangilah mata yang menatapmu penuh harap. Â Kau mendekat. Â Lalu mendekap. Â Mereka mengerjapkan bahagia karena tak perlu teringat lagi ibu bapa yang tiada. Â Kau akan ikut bahagia.
Kau bisa menemuiku kapan saja. Â Di mana saja. Â Rasa apa saja. Â Manis, pahit dan bahagia. Â Cukup dengan menuliskan kata peduli. Â Bersama hati. Â Itu saja.
Bogor, 7 April 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI