Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Panah Sandyakala

24 Maret 2018   17:49 Diperbarui: 24 Maret 2018   18:01 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seringai kecil di matanya.  Ketika melihat sandyakala.  Seperti Srikandi sedang mementang gendewa.  Mengarahkan mata panah berajah.  Ke wajah sandyakala yang memerah; berhentilah membuat perkara.  Aku tak mau malamku kehilangan purnama.  Begitu katanya.

Selama ini.  Seringkali dia menjumpai sandyakala dengan hati suka cita.  Sandyakala adalah tamunya yang istimewa.  Sekaligus musuhnya paling utama.

Kali ini.  Sandyakala sedang mengajaknya bermusuhan; ini sudah dimulai.  Aku akan memberimu sebuah mimpi.  Tentang mahabarata yang ditulis ulang.  Kau adalah seorang saksi.  Bagi purnama yang tak jadi datang.

Perempuan itu menipiskan tatapan.  Sembari menghalau penanya di tangan.  Menjeritkan kata-kata tanpa suara di dalam tulisannya; aku adalah pejuang! Seberapa banyakpun kau tumbuhkan onak.  Pantang bagiku untuk tidak memberontak.

Keduanya saling pandang.  Perempuan yang bersanggul ombak.  Dengan sandyakala yang mulai mengirimkan petang beriak.

Keduanya saling melempar kalimat berima.  Dengan musim, warna dan kata. 

Ujar Sandyakala; cuacaku berhujan saga.  Merahku adalah Soka.  Amarahku adalah Rahwana. 

Dibalas perempuan itu dengan ujarnya; kemarau bagiku adalah sunyi.  Putihku adalah Melati.  Kesabaranku sejak lama tumbuh subur dalam hati.

Mata panah Sandyakala.  Meluncur deras bersama datangnya malam.  Perempuan itu tersenyum tipis.  Sembari menyalakan bulan yang hanya segaris.

Jakarta, 24 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun