Cahaya belum lagi sempurna. Â Seperti cintanya yang juga belum paripurna. Â Kepada pagi yang gelagapan. Â Terlambat membangunkan embun yang keburu menghilang. Â Padahal ada sebuah pesan yang harus disampaikan. Â Basahi keringnya hatiku. Â Sebelum terbakar panas hingga tuntas.
Ini sungai bukan telaga. Â Ujar batu yang menggelinding tergesa. Â Dibawa arus dari jeram yang menganga. Â Sebelum tenggelam di dasar sebuah tikungan berbahaya.
Desau daun cemara memilih sebuah cerita tentang pulangnya seorang lelaki kepada cintanya. Â Setelah berbuku-buku tulisan yang dinyawai oleh simpul mati. Â Kemudian menamatkan kisahnya dengan tanda titik sesudah koma berlama-lama.
Jakarta, 6 Maret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H