Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Cinta Cattleya Tak Mengada-ada

3 Maret 2018   13:57 Diperbarui: 3 Maret 2018   20:35 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan tanyakan darimana aku mendapatkan tanah subur yang aku letakkan di vas bunga.  Tempat aku menanam Cattleya untuk mengabadikan simbol cinta.  Aku mencurinya dari waktu yang berahasia.  Ketika sepasang merpati tersesat menuju paguponnya.

Di kaki-kaki mereka terikat pita putih.  Pertanda kedamaian yang dititipkan langit.  Menyebar bersama udara yang diterbangi.  Menunjukkan dengan jelas bagaimana sebenarnya cara mencintai.

Jangan tanyakan sejak kapan aku mengumpulkan wangi melati dari segala penjuru negeri.  Aku kemas dalam peti yang terbuat dari kayu gaharu.  Agar harumnya diawetkan oleh waktu yang tak lagi berahasia kepadaku.

Peti-petinya dipaku menggunakan tajamnya pendulum.  Selalu mengikuti kemanapun arah bergeraknya jarum.  Ketat dijaga oleh telinga dan mata yang terbuka.  Siap mendengar dan melihat tibanya cinta yang tak lagi mengada-ada.

Sampit, 2 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun