Cuma ada satu bintang malam ini. Â Bertengger sendirian. Â Tapi tidak kesepian. Â Ada sepotong dahan menyumbangkan keramaian dedaunan.
Warna langit agak buram. Â Menceritakan kisah betapa getirnya rasa balam. Â Namun tidak suram. Â Banyak kepahitan memberikan peringatan tentang manis sesungguhnya dari kuatnya perjuangan.
Satu bintang dan langit bersanding. Â Memperlihatkan tahta semesta. Â Langit sebagai raja dan bintang sebagai mahkota. Â Kerajaannya malam. Â Para hambanya kegelapan.
Kalimat yang disampaikan pada saat upacara menunggu dinihari adalah kalimat tentang harapan. Â Dari sepasang cinta yang berjuang keluar dari tempurung yang terbuat dari cangkang kecomang. Â Asinnya lautan terlalu biasa. Â Sekarang mencari daratan untuk mencicipi udara sempurna.
Satu bintang bukan kata perumpamaan. Â Pudarnya langit bukan warna percobaan. Â Semua adalah hikayat yang diceritakan purnama kesiangan.
Bogor, 16 Februari 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI