Lumut dan alga memasuki kamar atas sebuah rumah yang gelagapan hampir tenggelam. Â Banjir yang datang jauh lebih tinggi dari banir. Â Seluruh kampung menggapai-gapai. Â Sisa harapan hanya pada perahu karet yang hilir mudik berusaha mencapai.
Bau lumpur mengudara sejelas radio dengan menara setinggi Sequoia raksasa. Â Beritanya mengapungkan kepedihan orang-orang yang tak lagi bisa menyalakan pelita. Â Berdesakan di tenda yang sempit. Â Memulihkan rasa terbuang yang sungguh sakit.
Potongan-potongan kayu berkumpul di sudut sungai yang dulunya tempat jemuran orang-orang pinggiran. Â Bekas kampak dan gergaji menampakkan luka-luka dengan getah yang sudah membeku. Â Seperti rona darah yang membisu. Â Bercerita tentang kematian yang tidak diupacarakan.
Sepasang sandal usang tersangkut di antara rumpukan batu yang terbawa dari hulu. Â Sandal yang bisa berkisah hingga setebal buku. Â Perjalanannya yang mengendarai harapan. Â Akhirnya tercampakkan di sungai yang sedang melampiaskan kegaduhan.
Jakarta, 7 Februari 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI