Hujan menderas di hulu Citarum. Membawa serta lumpur yang lama berjemur dan jamur yang satu per satu gugur.Â
Perjalanannya akan lama. Banyak tikungan tajam di hilir sana. Belum lagi tebing curam berlapis-lapis. Termasuk juga harus melewati tempat-tempat yang membuat hati teriris.
Sesampainya nanti di muara. Akan ada banyak cerita. Seperti apa beratnya memikul batu-batu yang memberati bahu. Bagaimana caranya bertemu air asin dengan muka hambar dan tawa samar.Â
Juga cerita di pantai yang membujur panjang. Â Tempat para punggawa penjaga meregang kepanasan. Ketakutan akan ganas gelombang yang makin masuk menjajah daratan
Ceritamu perlu dilengkapi sepenuh hati. Yaitu dengan menanam ribuan api-api. Menenangkan pesisir agar tak perlu khawatir. Sesungguhnya lautan itu bukan benda yang fakir.
Apabila cerita ini tamat saja belum. Kami akan kembali mengendarai Citarum. Dengan perahu yang dibuat dari kekuatan benang dan jarum. Mendaratkan peduli dalam sebuah album.
Muara Gembong, 4 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H