Menyusun ulang bintang-bintang yang berantakan di langit yang tak mampu lagi memberi pesan. Â Memerlukan usaha sekeras air melubangi batu. Â Harus dimulai dengan semangat sekuat lautan ketika memulai gelombang.
Menyalakan ulang cahaya di hatimu yang hampir padam. Â Sungguh lah membutuhkan nyali sepanas api. Â Mesti menghela nafas berulangkali sambil menuliskan sajak-sajak sedingin dinihari.
Menata ulang penunjuk arah di jalanan yang terkadang disesatkan oleh ketidaktahuan. Â Membuatku menjelma jadi pelari yang sedang mengejar pelangi. Ada warna-warna yang mesti dicat ulang.Â
Merah sekarang kekurangan darah. Â Jingga tak lagi senja. Â Kuning lebih mirip daun kering. Â Hijau dimampatkan oleh rasa tak hirau. Â Biru nampak terlalu lugu. Â Nila tak punya jiwa. Â Ungu terenggut oleh mau yang terlanjur membatu.
Jika semua telah pada tempatnya semula. Â Menyalakan ulang hatimu tak akan sesulit mengalahkan Rahwana. Â Cukup dengan mengatakan cinta. Â Maka kau akan menjawab iya tanpa lagi terbata-bata.
Jakarta, 16 Januari 2018Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H