Dari hati para pecinta dinihari. Â Menyiarkan kabar tentang cahaya gemerlapan. Â Wajah-wajah tersirami air pancuran. Â Memeluk hening sekuat pantai mencengkeram angin. Â Memandang ke arahNYA yang tak bisa dilihat. Â Namun memiliki mata ribuan kali terang matahari.
Sesungguhnya gelap itu menanam cahaya. Â Bukan kunang-kunang dan bukan pula purnama. Â Cahaya itu bersumber dari jiwa-jiwa yang berkeliaran. Â Menyalakan persembahan bagi Yang Menciptakan batu dan ranting kering. Â Diadu oleh gesekan berkali-kali. Â Jadilah api.
Tidak benar istilah menanam angin akan menuai badai. Â Menanam angin akan menuai cahaya. Â Karena angin akan menyisir setiap laut untuk mencari mutiara. Â Sumber cahaya lain untuk menyudahi kegelapan. Â Karena itu jangan pernah takut pada pekat. Â Selama kau menggenggam erat tangan malaikat.
Jakarta, 9 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H