Bah! Apakah harus mengatakan semua ini bedebah?
Para pemimpin satu persatu dimasukkan bui. Â Setelah tahun penuh janji saat berpromosi diri. Â Orang Jawa bilang ajining diri soko lathi. Â Mestinya ini menjadi cermin untuk tidak berpaling hati dan mengingkari.
Cuih! Bahkan udarapun merintih rintih
Negara ini bukan istana boneka. Â Seenaknya saja dimainkan setelah bertahta. Â Selayaknya tanah air itu dijaga. Â Bukan lalu mengoleskan banyak jelaga di muka.
Apakah perlu sumpah darah untuk tetap menjaga amanah. Â Bukankah menjadi pemimpin itu bagian dari sejarah. Â Jangan biarkan coretannya menjadi milik tempat sampah.
Apakah butuh meminjam jasa malaikat. Â Untuk membuatmu selalu ingat. Â Jangan pernah lupa pada maklumat. Â Ketika kitab suci disematkan di atas kepala saat baru menjabat.
Semarang, 30 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H