Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bah! Cuih!

30 Agustus 2017   17:13 Diperbarui: 30 Agustus 2017   17:33 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bah! Apakah harus mengatakan semua ini bedebah?

Para pemimpin satu persatu dimasukkan bui.  Setelah tahun penuh janji saat berpromosi diri.  Orang Jawa bilang ajining diri soko lathi.  Mestinya ini menjadi cermin untuk tidak berpaling hati dan mengingkari.

Cuih! Bahkan udarapun merintih rintih

Negara ini bukan istana boneka.  Seenaknya saja dimainkan setelah bertahta.  Selayaknya tanah air itu dijaga.  Bukan lalu mengoleskan banyak jelaga di muka.

Apakah perlu sumpah darah untuk tetap menjaga amanah.  Bukankah menjadi pemimpin itu bagian dari sejarah.  Jangan biarkan coretannya menjadi milik tempat sampah.

Apakah butuh meminjam jasa malaikat.  Untuk membuatmu selalu ingat.  Jangan pernah lupa pada maklumat.  Ketika kitab suci disematkan di atas kepala saat baru menjabat.

Semarang, 30 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun