Suatu pagi
Di suatu tempat
Bersama sesuatu yang disebut kenangan....
Aku meniup ujung selendangmu yang setipis kulit ari. Â Sekuat tenaga. Â Sebab angin juga melakukan hal yang sama. Â Dari arah yang berbeda. Â Aku harus bertahan. Â Kalau tidak, aku sadar angin akan mengambilmu dari aku.
Kau tersenyum
Semanis tebu
Tapi salah tingkah....
Kau memegang ujung telingaku yang memerah terbakar senja. Â Merasakan debar jantung ternyata sampai di sana. Â Kau menudingkan telunjukmu ke arah pantai yang landai. Â Katamu, dengarkan pasir sedang berbisik. Â Ramai. Â Mereka sedang mengumpulkan ombak. Â Ada pengumuman tentang gelombang. Â Datang, menakutkan dan garang.
Aku mengikat hati agar tak terjatuh
Ah, kau membuatku takut
Takut kau akan menerima bujukan pasir untuk ikut bersama gelombang