Segelas tinggi coklat panas
Tersedia di hadapan
Uap tipisnya menarikan hidup sekeras cadas
Seorang perempuan berhati badai menumpangkan dagu pada tangan
Matanya menusuk pinggiran awan
Di situ dulu cintanya menumpang kerimbunan
Pecah berantakan tertiup angin
Terkumpul kembali ketika musim kembali dingin
Perempuan penyuka coklat
Melebarkan senyuman pekat
Melihat sehamparan bulir bulir padi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!