Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Ibunda

24 Juni 2017   21:28 Diperbarui: 24 Juni 2017   21:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seharusnya tidak kau biarkan ibu memberikan hatinya untuk ditransplantasi ke aku kak.  Ibu lebih berhak hidup dibandingkan aku yang tidak berguna bagi siapapun.

----------

Di sinilah mereka sekarang.  Di hadapan makam ibunda.  Bersimpuh memanjatkan do'a dan airmata kerinduan. 

Andar mengajak berdiri Ayu.  Melangkahkan kaki keluar pemakaman.  Menoleh kepada Ayu yang berjalan tertatih di sampingnya.  Ayu juga menoleh kepadanya sambil tersenyum.  Senyum yang selalu diingat Andar.  Senyum milik ibunya tercinta.

---------

Bogor, 24 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun