Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sunyi pun Tak Menolak Gaduh

28 Mei 2017   07:28 Diperbarui: 28 Mei 2017   08:38 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah kau tahu tentang sunyi. Itulah yang membuat matahari sering tergelincir. Lalu kenapa kau seakan menggenggamnya erat. Seolah itu adalah kelezatan.

Bukankah kau paham tentang hening. Itulah yang membuat malaikat kehilangan sayap. Lalu mengapa kau justru meletakkannya dalam hati. Seolah itu adalah darah yang mengaliri.

Memang tak perlu kau hingga menolak gaduh. Bagaimanapun kegaduhan serupa dengan kedatangan anak anak hujan. Dan itu menyenangkan. Seperti degung menemani perjalanan saat pulang kampung halaman.

Kau tahu. Sunyipun tak akan menolak gaduh. Sesungguhnya gaduh itu adalah kekasihnya. Yang dirindukan sekaligus dibencinya.

Jakarta, 28 Mei 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun