Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemenuhan hak dan edukasi perempuan terkait sarana dan prasarana keuangan. Menurut Puan, literasi dalam penggunaan layanan atau jasa finansial harus dimiliki perempuan untuk menunjang kehidupan yang mandiri serta bebas dalam menentukan pilihan hidupnya sendiri.
"Literasi keuangan merupakan sebuah keutamaan yang harus dikuasai bila seseorang ingin berdikari. Pemahaman terhadap keuangan akan menentukan seberapa jauh kita bisa menentukan pilihan dalam hidup dan menunjangnya. Literasi itu bukan hanya tentang penghasilan atau kemampuan menabung, tetapi juga soal pemahaman aset, investasi, serta proteksi," ujar Puan.
Puan melanjutkan bahwa ada sebuah kebiasaan pada keluarga Indonesia bahwa literasi keuangan ini menjadi tanggung jawab laki-laki. Hal ini bisa jadi karena dalam masyarakat dipercaya bahwa yang menjadi bread winner atau penghasilan utama datang dari seorang suami atau ayah. Maka, penguasaan perempuan tentang keuangan ini terbatas hanya kaitannya dengan uang belanja atau 'masalah dapur'.
Menurut Puan, pakem itu zaman sekarang harus diubah. Terlebih, banyak perempuan kini juga menjadi tulang punggung keluarga. Pendidikan menyeluruh tentang finansial itu harus dipahami.
Tentunya bukan hanya dari sisi perempuannya saja, lembaga keuangan juga sudah harus mulai familiar untuk memberikan kemudahan akses keuangan pada perempuan. Misalnya saja, terkait pinjaman untuk usaha hingga akses investasi.
"Dari data yang saya terima, masih banyak juga lembaga keuangan yang tidak terbuka atau memberikan kesulitan akses finansial bila bila diketahui bahwa peminjam adalah seorang perempuan. Hal-hal seperti ini yang harus kita ubah bila ingin menciptakan kemajuan," ujar Puan.
Puan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan strategi keuangan inklusif yang dukung adanya edukasi serta literasi keuangan secara meluruh pada masyarakat. Maka dari itu, seluruh pihak sepatutnya mendukung demi pembangunan ekonomi di Indonesia.
"Ketika perempuan memahami produk, layanan, serta jasa keuangan yang mereka butuhkan, kemudian mendapatkan kemudahan akses, maka mereka pun bisa membebaskan dirinya untuk menentukan pilihan yang terbaik demi diri sendiri serta keluarga," ujar Puan.
Puan juga menekankan bahwa literasi keuangan ini bisa jadi meminimalisir perempuan yang terjebak dalam hubungan kekerasan dalam rumah tangga karena ketergantungan finansial keluar dari keadaannya. Atau, saat perempuan bisa memenuhi kebutuhannya, mereka pun bisa melindungi dirinya.
"Kemerdekaan finansial itu bisa juga diartikan tidak bergantung pada siapa pun untuk menghidupi diri kita sendiri. Ini sangat penting bagi perempuan dalam menyetir serta menentukan pilihan hidup terbaik bagi dirinya," ujar Puan.