Mohon tunggu...
Milton Napitupulu
Milton Napitupulu Mohon Tunggu... Konsultan - Milton ministry

Bincang-bincang Generasi Emas Batak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membincangkan Virus Corona

16 Februari 2020   19:08 Diperbarui: 16 Februari 2020   19:37 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Bincang-Bincang Generasi Emas Batak

Di sebuah kesempatan Milton Ministry bincang-bincang di teras rumah warga. Pesertanya ada 5 orang ibu-ibu dan 3 orang  bapa-bapa. "So binoto pe portibi on. Merek ni mobil do binoto Corona saleleng on saonari nunga goar ni sahit. Ai na hebatan do poang barita ni Corona i. Si Milton Ministry on nama sukkun on taringot i"  demikian dikatakan seorang ibu. [Arti ucapan ibu itu "Dunia ini memang sulit dimengerti. Selama ini "Corona" dikenal sebagai merek mobil dan baru-baru ini sudah dikenal sebagai nama penyakit. Sangat cepat meluas berita Corona tersebut. Milton Ministry-lah kita tanya mengenai berita corona tersebut".

Menghargai permintaan ibu itu inilah yang dapat saya katakan, "Wuhan adalah ibu kota provinsi Hubei di bagian pusat Tiongkok. Penduduknya berjumlah 9.100.000 jiwa dan memiliki jalur metro menghubungkan beberapa tempat di wilayah kota Hankou [saya baca di Wikipedia]. Sejak Desember 2019 kota Wuhan sangat viral di media sosial sebagai sumber merebaknya Virus Corona. Dari salah satu pemberitaan detikNews [lupa saya tanggal terbitnya] dicatat sudah 1.115 orang tewas akibat Virus Corona [1.113 orang di China dan 2 orang di luar China], lebih 44 ribu orang terinfeksi [demikian laporan Komisi Kesehatan China seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu, 12/2/2020].

Juga dilaporkan bahwa sebanyak 4.794 pasien virus corona telah dinyatakan sembuh dan dibolehkan meninggalkan rumah sakit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengadakan konferensi di Jenewa, Swiss yang mengatakan bahwa virus corona ini secara resmi dinamai "COVID-19". Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, meski 99 persen kasus corona ada di China, namun wabah ini menjadi ancaman sangat besar bagi seluruh dunia. Dia pun menyerukan negara-negara untuk berbagi data guna menyelidiki lebih jauh mengenai penyakit ini.
Jumlah manusia tewas akibat virus Corona melampaui jumlah korban tewas akibat wabah sindrom pernapasan akut berat (SARS) tahun 2002-2003 lalu.

Mendengar virus Corona membuat saya berlari kepada TUHAN untuk, menyembah dan memuji DIA. Firman TUHAN tegas menjelaskan TANDA-TANDA ZAMAN yaitu sakit penyakit, peperangan, nabi-nabi palsu [Bahasa Batak: panurirang pargapgap] kejahatan [di dalam rumah maupun di luar rumah], Hoaks / ujaran kebencian, saksi palsu. Saya teringat kepada Firman Tuhan di Kitab Wahyu 6:8 yang bunyinya begini, "Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi". 

Perhatikan kata "sampar" [Sampar adalah wabah penyakit]. Perhatikan juga kata "binatang-binatang buas" [Yang mau saya katakan begini, binatang yang menurut manusia tidak buas saja seperti babi sudah mendatangkan wabah penyakit yang mematikan manusia. Binatang nyamuk saja dapat membawa wabah penyakit dan mematikan manusia. Masih ingat malaria? Tahun 1950-an ratusan ribu warga Indonesia mati oleh gigitan nyamuk. Sampai hari ini masih ada warga diserang demam berdarah]. 

Oh ya. Masih ada wabah penyakit yang pernah menggemparkan dunia namanya "FLU SPANYOL". Mengenai "Flu Spanyol" saya searching di google dan dijelaskan bahwa pandemik Flu 1918 (biasa disebut Flu Spanyol) adalah pandemik Influenza kategori 5 yang mulai menyebar di Amerika Serikat. Muncul di Afrika Barat dan Prancis, lalu menyebar hampir ke seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Influenza Tipe A subtipe H1N1. 

Kebanyakan korban Flu ini adalah Dewasa Muda. Flu Spanyol terjadi dari Maret 1918 sampai Juni 1920,menyebar sampai ke Arktik dan kepulauan Pasifik. Diperkirakan 50.000.000 sampai 100.000.000 orang di seluruh dunia meninggal [menghindarkan kata mati karena guru bahasa Indonesia disaat saya masih SMP mengajarkan bahwa kata "meninggal" lebih sopan dari kata "mati". 

Pada hal kepada Yesus lebih sering dikatakan "Yesus mati di kayu salib" dari pada "Yesus meninggal di kayu salib"]. Saya juga mau tambahkan. Selain wabah penyakit dari binatang mematikan manusia ada juga dari polusi. Berdasarkan riset Global Alliance On Health And Pollution (GAHP), Indonesia menjadi negara keempat penyumbang kematian terbesar akibat polusi.

Berdasarkan riset tersebut, ada 232.900 orang Indonesia meninggal akibat polusi pada 2017. 123.700 orang diantaranya  meninggal akibat polusi udara.

Hasil data menunjukkan pada tahun 2017 ada sebanyak 8.300.000 orang warga dunia meninggal akibat polusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun