Mohon tunggu...
Millian Ikhsan
Millian Ikhsan Mohon Tunggu... Konsultan - Advisor

Belajar menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Produktivitas dan Konsistensi

6 November 2024   19:44 Diperbarui: 6 November 2024   20:15 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture from etsyUK etsy.com 

Dari sinilah muncul elemen penting lain dalam produktivitas, yaitu konsistensi. Tanpa konsistensi dalam melakukan sebuah pekerjaan, maka tidak akan tercapai hasil yang optimal.

Apakah pemikiran ini sejalan dengan teori teori produktivitas yang digunakan dalam operasional bisnis ?

Mari kita ulas sedikit lebih mendalam. Pendekatan dan alat untuk menghasilkan produktivtas yang optimal sangat terkait dengan industri manufaktur.

Dalam dunia manufaktur atau produksi massal, maka efisiensi dan standardisasi adalah hal penting. Kedua hal ini merupakan kunci sukses dalam persaingan. Disamping itu kegiatan dalam proses produksi di manufaktur cenderung berulang, perlu strategi dan perencanaan untuk terus menerus untuk memperbaiaki proses untuk mencapai efisiensi. Inilah landasan utama dari berbagai pendekatan dan terror produktivitas yang digunakan.

Sebagai dari kita mungkin familiar dengan Kaizen, PDCA, Six Sigma, Agile Methodology dan berbagai teori lain yang diterapkan di industri manufaktur. Berbagai teori dan pendekatan ini menjadikan konsistensi sebagai satu variabel penting. Tanpa konsistensi, tidak akan tercapai continuous improvement (perbaikan berkelanjutan). Sulit untuk mencapai standard dan efisiensi. Baik dalam methodologi Agile mauapun Six Sigma, konsistensi merupakan core.

Setelah panjang lebar mengupas tentang konsistensi dan produktivitas, saya malah menjadi yakin, bahwa konsistensi sebenarnya bukan hanya menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas saja, tetapi banyak hal lainnya dalam kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun