Mohon tunggu...
Millian Ikhsan
Millian Ikhsan Mohon Tunggu... Konsultan - Advisor

Belajar menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Produktivitas dan Konsistensi

6 November 2024   19:44 Diperbarui: 6 November 2024   20:15 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar atau terbaca kata produktivitas, sering muncul pertanyaan, apakah produktivitas dapat segera memberikan hasil yang diharapkan? Pertanyaan seperti ini sering muncul di benak saya karena produktivitas diyakini betul akan memberikan hasil dengan cepat. Apakah memang benar begitu?

Seringkali pada kenyataannya, tidak selalu seperti itu. Saya merasa produktivitas tidak akan secara langsung terasa dampaknya. Produktivitas pada hakekatnya bukanlah sesuatu yang instant. Hanya bisa dirasakan dan terlihat hasilnya ketika proses dan mekanismenya dilakukan dengan konsisiten.

Dengan melakukan seluruh proses secara konsisten, maka, baru akan terasa dampak dari produktivitas. Bisa dibilang konsistensi adalah ruhnya produktivitas

Konsep produktivitas sendiri, telah menjadi gagasan yang sangat penting dalam kehidupan modern. Banyak hal diukur dengan konsep ini. Kemajuan teknologi, kelangsungan bisnis, persaingan mendapatkan profit paling besar, bahkan lebih jauh lagi, kemakmuran sebuah negara juga bergantung kepada pendekatan ini. Bahkan dunia kreatif dan seni pun tuntutan utamanya biasanya adalah daya cipta dan kreatiitas, pada akhirnya juga dituntut memiliki produktivitas. Pekerja seni, dan seniman dituntut untuk selalu produktif dalam berkarya.

Sedari dini, konsep ini sudah ditanamkan di dunia pendidikan, dunia kerja, pemerintahan, seluruh aspek kehidupan. Tanpa produktivitas yang memdai, maka akan muncul berbagai masalah. Sebut saja misalnya rendahnya pertumbuhan, yang berdampak kepada rendahnya kemampanan ekonomi, yang akan berujung kepada munculnya berbagai masalah sosial.

Apakah memang konsistensi merupakan elemen utama dalam produktivitas?

Sebenarnya kesimpulan ini bersumber dari pengalaman pribadi. Ketika melakukan sesuatu hal atau serangkaian pekerjaan, secara teratur dan konsisten, kita akan merasakan sebuah dinamika yang sebelumnya belum kita rasakan. Walaupun mungkin pada saat itu, kita sama sekali tidak terpikir apakah kita sudah produktif atau tidak. Berjalan begitu saja.

Namun, dinamika ini cukup unik. Ketika menjalankan aktivitas ini secara teratur dan konsisten, kita mulai akan melihat pola untuk melakukan pengembangan dan perbaikan dalam menlakukan pekerjaan tersebut. Mungkin bisa dibilang kita telah menemukan wisdom dari apa yang kita lakukan. Saya yakin ini bukan cuma saya yang merasakan.

Hal ini terjadi secara natural, bisa jadi karena sudah demikian fasih dan cekatannya kita dalam melakukan sebuah aktivitas atau proses, kita memiliki feeling untuk mencoba memperbaiki proses ini menajdi lebih baik, lebih singkat, lebih efektif atau menghasilkan lebih banyak output.

Ketika dinamika ini mulai terlihat dan dirasakan, sebenarnya inilah awal dari sebuah produktivitas. Disinilah semua variabel dan elemen produktivitas mulai bersinergi. Misalnya apa tujuan dari kegiatan itu. Hasil apa yang ingin dicapai. Kemudian bisa jadi. Kita terikat kepada sebuah time constraint, atau batasan waktu dalam melakukan tugas tersebut. Kita dituntut untuk memeiliki keterampilan, mungkin juga rencana yang matang bisa menjadi elemen penting. Semua hal diatas adalah variabel-variabel dalam konsep produktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun