Batalnya BG sebagai Kapolri baru setidaknya memberikan angin segar kepada masyarakat, termasuk saya. Presiden Jokowi masih menerima masukan dari masyarakat.
Dengan diusulkannya Komisaris Jenderal Polisi Drs Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri baru, maka babak drama baru akan dimulai lagi, apakah disetujui oleh DPR, masyarakat dan pengamat Kepolisian. Dalam bidang pekerjaan saya untuk menguji suatu variable benar dan tidaknya dalam perulangan harus dibuat beberapa “condition”, dalam “condition” inilah saya baru bisa mengambil keputusan.
Ex :
for ($i= 1; $i <= 10; $i++)
{
If($i==1)
{Print “Pilihan terbaik”;}
Else{
if($i==2 && $i==4)
{Print “Ditolak + Catatan”;}
Else if($i==3)
{Print “Jagoan A”;}
Else if ($i==5|| $i==6)
{Print “Jagoan B”;}
Else
{Print “Hal Lain ***”;}
}
}
Saya akan mencoba memberikan kesimpulan berdasarkan logika dan nalar saya yang kurang berdasarkan kasus diatas :
Dengan diajukannya calon baru Kapolri ke DPR , maka Presiden Jokowi bisa melihat reaksi atau mungkin menentukan arah kebijakan Pemerintahannya nanti. Ada dua kemungkinan pengajuan calon Kapolri baru ini
a.Diterima DPR dan Masyarakat:
Calon Kapoli ini memang mempunyai Prestasi dan memang pantas untuk menjadi Kapolri.
b.Ditolak
Kalau ditolak ada beberapa kemungkinan menurut saya :
1.Calon Kapolri memiliki “catatan” buruk atau “prestasi” buruk (2 dan 4).
2.Calon Kapolri bukan ” Jagoan” DPR atau Parpol.
3.Calon Kapolri bukan “Jagoan Pengamat” (5 atau 6).
4.Calon Kapolri tidak diinginkan masyarakat berdasarkan track record selama di kepolisian. ( 2 dan 4).
5.Hal lain ****
Untuk kemungkinan 1 dan 4 saya rasa pasti ditolak.
Untuk “jagoan” DPR dan Parpol, Saya rasa Presiden Jokowi sudah belajar dari kejadian sebelumnya. Jika nantinya ditolak bukan karena “catatan” buruk dan penolakan masyarakat, bisa menjadi celah atau kesempatan buat Presiden untuk melakukan investigasi kenapa ditolak. Berarti DPR punya kepentingan dalam pengangkatan Calon Kapolri baru. Kepentingan apa dan siapa sebenarnya Kapolri yang diingkan oleh DPR dan tujuannya apa, ini yang menurut saya harus diketahui oleh Presiden . ( kalau bicara mengenai DPR yang ada hanya negative # ABG, Istri Muda, Koruptor, TIdur, Bolos, dst # dalam pikiran saya)
Untuk “Jagoan Pengamat” ini bisa saja terjadi saya atau mungkin anda tidak pernah tahu apakah ada “Pengamat bayaran” atau “Pengamat Eksis” untuk mencoba terus melakukan protes sebelum Calonnya di “Goal” kan oleh Presiden. Untuk menguji “Pengamat Bayaran” ini maka bisa kita lihat seberapa seringnya dia muncul di “Media” melakukan “drama” seolah-olah calon Kapolri baru terus bermasalah. Jika nantinya Pengajuan calon Kapolri Baru ini terus berulang bukan karena prestasi yang “buruk” dan penolakan masyarakat, tapi lebih kepada ulah oknum “Pengamat Bayaran” yang seolah-olah mengatasnamakan masyarakat maka kemungkinan besar “Pengamat Bayaran” ini akan mudah dikenali.
Untuk Pengamat “Eksis” biasanya momentum ini digunakan untuk berkampanye biar dikenal oleh rakyat, pembela kebenaran , dst, Saya dan mungkin anda akan melihat pemilu berikutnya apakah para “Pengamat Eksis” ini akan mencalonkan diri menjadi DPR dari Parpol yang selama ini dia kondisikan bermasalah atau mungkin menjadi Pejabat Pemerintah yang selama ini selalu dikondisikan “cacat”.
Semoga calon Kapolri baru membawa perubahan bagi POLRI itu sendiri dan melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H