Desa Pohgedang merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan. Desa Pohgedang sangatlah luas, terdiri dari empat dusun. Lahan-lahan kosong, kebuh, sungai masih banyak ditemui di sana. Desa Pohgedang termasuk desa yang sudah maju dilihat dari administrasi desa dan pencapaian-pencapaian yang telah diperoleh oleh desa Pohgedang. Berdasarkan laporan dan obrolan ringan dengan salah satu perangkat desa, dikabarkan bahwa desa Pohgedang beberapa kali menjuarai perlombaan antar desa yang diselenggarakan oleh pemerintah kecamatan Pasrepan dan tidak jarang pula desa Pohgedang mewakili kecamatan Pasrepan untuk perlombaan yang diselenggarakan oleh kabupaten Pasuruan.
Meskipun desa Pohgedang termasuk desa yang maju dari perspektif penulis, kondisi limgkungan Pohgedang masih sangat asri dan terasa sekali suasana pedesaannya yang sejuk. Penulis banyak menjumpai rumah-rumah sederhana khas jawa dengan pekarangannya yang luas dengan tanaman-tanaman dan ada yang beberapa memiliki kandang kambing ataupun sapi. Masyarakat yang masih mengandalkan hasil kebun dan pekarangan untuk kebutuhan makan sehari-hari, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, rembah-rempah, daging, ikan. Jadi kehidupan masyarakat desa Pohgedang masih sederhana dan belum terlalu kompleks seperti halnya masyarakat di perkotaan. Hal ini mungkin juga dilatarbelakangi oleh jarak desa ke perkotaan yang cukup jauh.
Ada hal yang membuat penulis berdecak kagum dengan desa ini, walaupun desa ini masih sederhana dan jauh dari perkotaan, akan tetapi di desa ini penulis menemui beberapa pengusaha sukses dengan hasil prosuksi yang berkualitas unggul sampai diekspor ke berbagai wilayah Indonesia, bahkan ada yang sampai diekspor ke beberapa negera di Asia tenggara diantaranya:
- Pabrik kapuk yang terletak di Dusun Karang Kukun.
- PT. Paving dan Batako di Dusun Krajan
- Usaha pembuatan tusuk sate di Dusun Pijeng.
- Pertambangan Batu di Dusun Talang
Selain itu, hasil kebun mulia dari buah nangka, durian, rambutan, mangga, kayu dan lain-lainnya sering dikirim dengan mobil pikap atau truk ke perkotaan dengan jumlah yang sangat banyak. Hal ini membuat penulis menilai bahwa desa Pohgedang kaya akan hasil alamnya. Melihat tanahnya yang subur, hingga hamper jenis tanaman dan buah-buahan dapat hidup subur di sana. Tidak lupa penulis berserta kelompoknya melakukan kunjungan ke tempat-tempat tersebut untuk saling diskusi, belajar dan sharing dengan memberikan timbal balik baik bari mahasiswa KKM ke pengusahan maupun dari pengusaha ke mahasiswa KKM.
Ditinjau dari aktivitas dan tradisi masyarakat desa Pohgedang, ada hal unik yang penulis temukan di sana, yang sedikit berbeda dengan masyarakat daerah-daerah lain yang penulis temui. Pada saat acara-acara kemasyarakatan atau saat memberi suguhan dan hidangan kepada tamu undangan, warga desa Pohgedang biasanya akan menyuguhkan dua macam poci atau teko, satu berisi kopi dan satu berisi teh. Hal yang membuat unik dan berbeda adalah tamu-tamu akan diberi beberapa lepek atau alas cangkir saja tanpa cangkirnya. Tamu-tamu bisa bergantian untuk minum dengan lepek tersebut. Hal sederhana ini, penulis lihat dapat menambah keakraban dan kedekatan warga desa Pohgedang. Semuanya terasa milik bersama dan semuanya bisa merasakan dan menggunakan barang secara bersama tanpa adanya rasa sungkan. Hal ini penulis dan kelompoknya rasakan saat setiap kali ikut serta dalam kegiatan ke masyarakatan, seperti rutinan, muslimatan, tahlilan, dan acara hajatan lainnya.
Selama kegiatan KKM berlangsung, penulis belajar dan salut dengan kerukunan, keramahan dan kekompakan yang ditunjukkan oleh warga desa Pohgedang. Kedekatan penulis dengan beberapa perangkat desa termasuk dengan ibu kepada desa dan bapak kepala desa membuat penulis berserta kelompok semakin mudah untuk membaur dan mengenal dengan masyarakat lebih dekat. Mulai dari antar perangkat desa yang kompak dan semangat dalam melaksanakan dan menyukseskan program-program desa, menciptakan dan melatih kader-kader pemuda-pemudi desa yang dapat diandalkan. Salah fenomena yang membuktikan hal tersebut adalah pada saat penulis berserta kelompoknya membantu jalannya vaksinasi bagi warga desa Pohgedang. Wilayah desa Pohgedang yang sangat luas membuat perangkat desa harus mengumumkan adanya vaksinasi di balai desa dengan cara berkeliling ke sudut-sudut desa menggunakan mobil ambulance milik desa dan menyiarkannya menggunakan pengeras suara untuk mengajak warga desa vaksinasi. Bahkan tidak jarang kepala desa dan perangkatnya turun tangan langsung menghampiri satu persatu ke rumah warga. Semua ini mendapat apresiasi yang bagus dari warganya dengan ditunjukan oleh warga-warga yang tidak jarang mengundang perangkat desa untuk makan bersama di rumahnya. Dan waktu itu, penulis dan kempoknya sering juga turut diundang. Selama kegiatan KKM tidak terhitung berapa kalo kelompok penulis mendapat undangan makan istimewa di beberapa rumah warga desa Pohgedang. Dan dalam setiap kegiatan desa, para perangkat desa dan Ibu-ibu PKK, Anshor tidak lupa selalu mengajak dan merangkul kader-kader muda, supaya mereka dapat melanjukan tongkat estafet kepemimpinan desa dan dapat membawa desa Pohgedang menjadi semakin lebih baik.
Dilihat dari agama dan pendidikan desa Pohgedang, warga desa Pohgedang termasuk memiliki pengetahuan tentang agama yang sangat bagus, hal ini dikarenakan warga desa Pohgedang sudah dikenalkan dan diajarkan agama mulia sejak dini. Sudah menjadi budaya yang baik bagi setiap orang tua desa Pohgedang akan memasukkan anaknya ke lembaga-lembaga agama, mulai dari Madrasah Diniyyah (Madin), Taman Pendidikan Qur'an (TPQ), Pengajian Malam, Kajian Subuh. Anak-anak desa Pohgedang sedah terbiasa dengan kegiatan-kegiatan ini, hampir semua anak mengenyam serangkaian pendidikan agama ini. Dari data yang diperoleh penulis tercaat ada sekitar kurang lebih 7 Madrasah Diniyyah dan 5 TPQ di desa Pohgedang. Namun sayang, antusias warga dan anak-anak dalam belajar agama tidak seimbang denga tenaga pengajar yang di sana. Terkadang di lembaga tersebut kekurangan tenaga pengajar, padahal jumlah murid sangatlah banyak. Hal ini, mendorong penulis dan kelompoknya untuk turut ikut serta membantu mengajar  di beberapa lembaga tersebut. Dan tidak lupa juga, penulis dan kelompoknya mengajar di SD dan MI yang ada di desa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H