Mohon tunggu...
Millah Nur Chanifah
Millah Nur Chanifah Mohon Tunggu... Lainnya - learner

a compilation of thought

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perjalanan Menyesuaikan Diri

6 Oktober 2024   17:59 Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:07 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan tergelar dalam linimasa yang panjang durasinya berbeda-beda pada setiap insan. Ada yang waktunya pendek dan terisi, ada pula yang sangat panjang namun kosong. Peradaban maju seolah-olah terus memecut manusia untuk berlari sekencang-kencangnya, sukses secepat-cepatnya, memupuk kekayaan sebanyak-banyaknya. Seolah-olah, ia akan menggilas apapun yang lambat, dan menyihir idealisme berubah menjadi sesuatu yang terbelakang. Dalam segala ketidakpastian hidup, satu skill set yang menjadi penting untuk dikuasai adalah penyesuaian diri.

Menyesuaikan diri merupakan fundamental pertama untuk bertahan menghadapi kerasnya kehidupan. Umur adalah soal angka, namun kebijaksanaan tidak akan ujug-ujug datang. Ada yang sudah paruh baya, namun kedewasaannya seperti anak kecil. Kebijaksanaan muncul dari kemampuan untuk membaca situasi, dan memegang kendali penuh terhadap sikap yang diambil untuk menghadapi berbagai permasalahan hidup. Benang merah dari semua itu adalah tentang bagaimana menyesuaikan diri.

Layaknya bermain jungkat jungkit, satu sisi terdiri atas sikap realistis sedangkan sisi yang lain adalah tentang idealisme. Semakin seseorang realistis untuk mengejar kehidupan, maka semakin idealismenya akan terabaikan. Sebaliknya, semakin teguh ia berpegang pada idealisme, maka semakin ia harus siap menghadapi resiko kesulitan terhadap realitas kehidupan. Salah satu tool penyeimbang jungkat-jungkit tersebut adalah kemampuan adaptasi, alias menyesuaikan diri. Penyesuaian diri adalah seni untuk memainkan kemudi sesuai dengan timing. Yaitu untuk mengetahui kapan harus menekan gas, dan kapan harus menginjak rem. Terus menerus menekan gas akan membuat diri kita tertabrak dan celaka. Sebaliknya, dengan hanya menginjak rem berarti kita tidak akan membawa kehidupan ini kemana-mana. Itulah mengapa, sampai ujung berhentinya waktu, kemampuan long life learning yang harus terus diasah adalah bagaimana cepat menyesuaikan diri dan pintar-pintar memutar kemudi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun