Mohon tunggu...
Humaniora

Aktif, Ciri Anak Cerdas Kinestetik

16 April 2018   05:40 Diperbarui: 16 April 2018   08:23 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya serta bakat dan minat yang melekat pada diri mereka masing masing. Dari pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanyalah anak yang belum mengembangkan bakat dan minatnya.

Anak yang sangat aktif seringkali membuat orang tuanya kewalahan hingga terkadang tanpa sadar orang tua menyebutnya dengan anak nakal. Tak jarang pula orang tua menjadi geram dan marah saat anak tak bisa diam. Padahal aktif bergerak adalah salah satu tanda anak cerdas kinestetik.

Menurut Anne Gracia, konsultan neuroscience terapan dari Smart Brain Energy, banyak gerak bisa membuat anak cerdas karena gerakan dapat membuat anak terlatih, dan semakin sering dilatih, fungsi otak akan semakin berkembang.

Dr dr Yetty Ramli SpSK dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM menambahkan, anak memiliki kemampuan motorik, kognitif dan sosialisasi. Kemampuan motorik didapat dari gerakan atau kinestetik.

Anak yang cerdas kinestetik membutuhkan penyaluran energi gerak yang lebih tinggi dibanding anak yang lebih menonjol pada kecerdasan lainnya. Dalam gaya belajarnya, anak tipe kinestetik ini akan lebih mudah memahami sesuatu dengan cara praktik atau melakukan penelitian secara langsung.

Sayangnya di Indonesia gaya belajar seperti ini kurang dikembangkan. Kebanyakan guru mengajar dengan tipe ceramah. Sehingga membuat anak tipe kinestetik yang tidak bisa duduk diam dan hanya mendengarkan ini terlihat mencari kesibukan sendiri. Entah dengan menggerak gerakkan tangan, entah dengan mengunyah permen, ataupun gerakan gerakan lain.

Solusi belajar untuk anak tipe kinestetik ini adalah, membuat kelompok diskusi untuk mempraktikkan materi materi atau berkesperimen sendiri dengan alat sederhana. Ia juga dapat membuat alat peraga untuk mempermudah belajarnya.

Maka, jangan mudah menilai orang dari sikapnya, karena terkadang kita tidak tahu ada 1001 alasan dibalik tindakan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun