Mohon tunggu...
milkaainun
milkaainun Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

😊

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Media Sosial Menguji Mentalitas GEN-Z

8 Januari 2025   11:22 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bayangkan bangun tidur, membuka ponsel dan langsung disuguhi foto-foto liburan sempurna, pencapaian karir atau momen bahagia yang dibagikan orang lain di  media sosial. Ini adalah rutinitas harian banyak Gen Z yang tumbuh besar dengan media sosial sebagai bagian dari hidup mereka. Namun, di balik kemewahan visual dan koneksi instan, ada dampak yang sering kali tersembunyi, yaitu kesehatan mental yang terganggu. Gen Z yang lahir dalam era teknologi maju, mengalami tekanan unik ynag tidak dialami generasi sebelunya. Setiap hari, jutaan anak muda membuka aplikasi seperti Instagram, Tiktok, dan Twitter untuk “terhubung”. Namun, alih-alih mendekatkan, media sosial sering kali menjadi sumber perbandingan sosial yang tak berujung. Postingan kehidupan “sempurna” teman atau selebritas dapat membuat seseorang merasa tertinggal, tidak cukup baik, atau bahkan kehilangan arah.

Fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) semakin memperburuk keadaan. Ketika orang lain terlihat menghadiri acara seru, menikmati karier impian, atau memiliki hubungan yang ideal, Gen Z sering merasa mereka harus terus berlari agar tidak ketinggalan. Tekanan untuk online, selalu update dan selalu relevan membuat mereka lupa untuk berhenti sejenak dan merawat diri sendiri. Tidak hanya itu, ancaman seperti cyberbullying dan komentar negatif menjadi beban mental tambahan. Banyak yang terjebak dalam lingkaran validasi online, dimana jumlah like dan komentar seolah menjadi tolak ukur kebahagiaan. Padahal di balik layar banyak dari mereka merasa kesepian, cemas, atau bahkan depresi.

Media sosial tidak selalu menjadi musuh. Jika digunakan dengan bijak, platform ini bisa menjadi alat untuk menemukan komunitas suportif, menyuarakan aspirasi, atau bahkan belajar hal-hal baru. Langkah-langkah sederhana seperti membatasi waktu layar, mengikuti akun-akun yang memberikan inspirasi positif, dan mempraktikkan mindfulness dapat membantu menjaga kesehatan mental. Selain itu, penting juga untuk memperkuat hubungan di dunia nyata Perbanyak waktu dengan keluarga, teman, atau aktivitas yang membuat kita merasa lebih "hidup." Gen Z memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif di era digital. Dengan memahami tantangan dan mempersiapkan diri, mereka bisa mengendalikan media sosial, bukan sebaliknya.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun