Ketika debat Cawapres berlangsung kemarin banyak orang yang terkejut dengan penampilan dan pembawaan K.H Maruf Amin yang begitu percaya diri duduk di podium debat Cawapres. Penyampaiannya begitu tenang dan khusyuk secara jernih menyampaikan pikirannya dalam visi membangun Indonesia ke depan ketika dirinya memerintah sebagai Wakil Presiden nanti. Pemiliha diksi Maruf Amin pun sangat beragam dari berbagai jenis Bahasa, mulai dari Bahasa Indonesia, Inggris sampai Bahasa Arab.
Kemampuan Maruf Amin dalam berbahasa Arab jelas sudah tidak perllu diragukan lagi, mengingat dirinya adalah seorang Ketua MUI yang sudah barang tentu memiliki kemampuan Bahasa Arab yang sangat baik sehingga dapat menyelesaikan polemik-polemik soal fatwa secara baik dan tegas. Tapi soal kemampuan Maruf Amin dalam berbahasa Inggris jelas apa yang dipertunjukkannya dalam debat Cawapres kemaren di luar ekspektasi publik, Maruf Amin banyak menggunakan kata-kata serapan dalam Bahasa Inggris dengan baik dan secara konseptual elaborasinya pun cukup mengena untuk menjelaskan. Pembahasan start up, infrastruktur digital, unicorn, decacorn, hingga teen years challenge adalah kata yang dilontarkan oleh Maruf Amin.
Pada sesi debat tersebut, Maruf Amin secara berulang kali menyebut kata ten years challenge, sebuah kata yang sangat lekat dengan generasi millenials dan sempat menjadi perbincangan hangat warganet. Dari apa yang berkembang di media sosial, ten years challenge adalah sebuah tantangan untuk mengunggah foto 10 tahun lalu untuk menunjukan sejauh apa perubahan yang secara drastis terjadi pada diri seseorang.Â
Dalam konteks debat Cawapres yang lalu Maruf Amin membawa konsep ten years challenge untuk menjelaskan pentingnya peran dana riset dan dewan riset nasional. Ma'ruf berbicara tentang rencana membangun Badan Riset Nasional untuk memperkuat riset memajukan Indonesia. Ia berharap dalam 10 tahun ke depan banyak hasil riset yang sudah bisa dipanen. Dengan demikian, riset akan semakin berkembang ke depan. Bisa menjadi riset yang membangun Indonesia ke depan. Sekali lagi kita persiapkan untuk 10 years challenge.
Pernyataan Maruf Amin soal ten years itu banyak menuai pujian, banyak yang menganggap Maruf Amin sebagai orang tua masih tetap update dengan perbincangan kekinian di kalangan generasi muda (millenials) dan juga secara visioner melihat ke depan perkembangan Indonesia. "Sandi boleh saja lebih muda. Namun Kiai Ma'ruf Amin lebih visioner sehingga selalu berusaha menjawab ten years challenges, menjawab tantangan 10 tahun ke depan", ujar Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto.
Menarik melihat pernyataan Maruf Amin soal ten years challenge, menjawab tantangan 10 tahun ke depan agar menjadi lebih baik. Bukankah, merujuk pada Undang-Undang masa kekuasaan pemerintah hanyalah 5 tahun saja? Bagaiamana Maruf Amin sebagai pribadi menjawab pertanyaan tersebut? Jika ten years challenge diucapkan oleh Capres petahana Joko Widodo mungkin akan lebih pas sebab dirinya berupaya untu memerintah 5 tahun lagi.Â
Tapi bagaimana dengan pak Maruf Amin? Visi macam apakah yang sedang ditatap oleh Maruf Amin ketika mengatakan ten years challenge? Mungkinkan Maruf Amin sudah punya proyeksi jangka panjang sampai 10 tahun ke depan? Tantangan 10 tahun ke depan dari semenjak pernyataan itu diucapkan oleh Maruf Amin artinya Maruf Amin ingin memenangkan Pilpres ini dan kembali jadi petahana di Pilpres 2024 berikutnya?
Faktanya pada pemilu 2024 jika Capres Joko Widodo menang di pemilu ini maka dirinya adalah orang yang tidak dapat lagi berpartisipasi dalam Pilpres 2024, sementara Maruf Amin masih bisa kembali mencalonkan diri, bahkan bisa mencalonkan diri sebagai Presiden. Mungkinkan pernyataan ten years challenge Maruf Amin memilik maksud bahwa dirinya ingin berkuasa semala dua periode berturut-turut dan menjadi Presiden di Pilpres 2024 mendatang? Mungkin di 2023 kita baru akan tahu jawabannya, mari tunggu dan saksikan.
Sumber: