Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Iding Rosyidin pun mengatakan pentingnya peran oposisi dan proporsi parlemen yang seimbang. "Kalau kita berbicara soal perspektif demokrasi, tapi menurut saya tidak terlalu penting (koalisinya) harus besar karena kalau oposisinya kecil, 'check and balances'-nya kurang," ujar Iding. Seturut dengan perspektif yang dikatakan oleh Iding Rosyidin, Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi pun mengatakan bahwa upaya penggemukan koalisi oleh Presiden terpilih Joko Widodo haruslah diwaspadai, sebab hal tersebut dapat menumpulkan dan melemahkan pihak oposisi.Â
"Justru yang saya khawatir kalau Pak Jokowi terlalu ambisius menarik partai-partai masuk kedalam pemeritahan, satu, oposisi menjadi tumpul," kata Burhanuddin Muhtadi saat ditemui di kawasan Cikini, Senin (1/7/2019).Â
Burhanudin Muhtadi mengatakan pemerintah rawan diserang penyakit jika koalisi yang dia bangun terlalu gemuk, dan hal tersebut akan berpengaruh pada lambatnya produktivitas dan kinerja pemerintahan. "Ibarat orang kegemukan, koalisinya menjadi obesitas. Lalu obesitas itu artinya koalisinya akan kurang lincah bergerak dan mudah terkena kolesterol (red-sakit)," jelasnya.
Sejatinya dalam sistem demokrasi oposisi adalah sebuah peranan kunci yang memainkan fungsu pengawasan jalannnya kinerja pemerintah. Oposisi dapat memberikan kritik dan umpan balik konstruktif pada setiap langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah.Â
Oposisi memastikan tidak ada suara-suara kepentingan rakyat yang tercecer dalam setiap perumusan kebijakan, juga menghindari munculnya persekongkolan jahat para elite di Parlemen. Oposisi yang baik memainkan peran penting dalam kesehatan jalannya proses pemerintahan.Â
Juga menjad garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat yang tidak terwakili oleh kebijakan yang diambil pemerintah. Oposisi memastikan pemerintah tetap waras dalam mengambil setiap kebijakan. Oposisi adalah penjaga akal sehat pemerintah.
Sumber:
viva.co.id
tribunnews.com
merdeka.com
covesia.com
republika.co.id
tribunnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H