Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Tulis

Baca, Tulis, Hitung

Selanjutnya

Tutup

Money

Kinerja Investasi (Semakin) Jauh dari Harapan

3 Mei 2019   15:45 Diperbarui: 3 Mei 2019   16:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: aturduit.com


Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menyebutkan jika investasi merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, harapan yang terus ia kemukakan sepertinya masih sebatas angan-angan.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi pada kuartal pertama 2019 hanya tumbuh 5,3% menjadi Rp195,1 triliun. Capaian ini menjadi realisasi investasi terendah Indonesia dalam kurun 2014-2019.

Meski tumbuh dari kuartal I 2018, namun pertumbuhannya jelas masih jauh dari target yang diharapkan pemerintah. Sementara itu, BKPM juga mencatat Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang kuartal I-2019 mencapai Rp.107,9 triliun atau turun 0,9% secara tahunan (yoy). Alhasil, BKPM mematok target PMA sebesar Rp.483,7 triliun.

Meski begitu, Kepala BKPM Thomas Lembong masih optimis pertumbuhan realisasi investasi sepanjang tahun ini bisa kembali ke level double digit yaitu sekitar 10-12% year on year (yoy). Akan tetapi, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menperkirakan indikator investasi pada tahun ini berpotensi gagal menopang perekonomian.

Perhitungannya, ekonomi hanya akan tumbuh sekitar 5,12%, di bawah target pemerintah sebesar 5,3%, dan lebih rendah dari realisasi 2018 sebesar 5,17%. Maka dari itu, Dia menilai target pertumbuhan investasi sebesar 7% bakal jauh panggang dari api. Realisasi investasi pada tahun ini akan 'melempem' karena hanya mampu melahirkan aliran modal asing yang berjangka pendek.

Sementara, modal asing yang berjangka panjang justru enggan masuk ke Tanah Air karena sentimen dari domestik. Hal ini pun, lanjut Fithra, sudah terkonfirmasi dari realisasi investasi berbentuk PMA yang minus 0,9% atau sekitar Rp.107,9 triliun pada kuartal I 2019. Di sisi lain, sambungnya, permasalahan deindustrialisasi yang terjadi di Indonesia menambah keyakinan investor untuk mengalihkan aliran modalnya ke negara-negara tetangga, misalnya Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Malaysia.

Senada, Ekonom Institute for Development on Economic (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan realisasi pertumbuhan investasi hanya akan berada di kisaran 5-5,5% atau tidak mencapai target pemerintah.

Masih banyaknya persoalan yang masih belum diselesaikan oleh pemerintah saat ini menjadi penghambat utama seretnya investasi asing masuk. Bima memberikan contoh soal OSS yang konflik dengan PTSP di berbagai daerah. Belum lagi sistem perizinan yang setengah-setengah ini jadi membingungkan investor.

Artinya, ada potensi aliran investasi pada semester I 2019 tidak cukup bagus. Sedangkan mengejar target investasi hanya pada semester kedua pun juga sulit. Bhima menggarisbawahi, BKPM sejatinya bisa berperan lebih untuk mengubah komitmen investasi menjadi realisasi. Namun, BKPM sepertinya masih tidak mampu lari dari persoalan berbelitnya pengursan ijin, meskipun sudah mengumandangkan sistem Pengelolaan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memandang minat investasi asing pada sektor komoditas sumber daya alam yang selama ini cukup besar porsi dan nilainya, belum kunjung bergeliat. Tren harga komoditas yang masih rendah dan diliputi ketidakpastian membuat investor mengurungkan niatnya.

Pendapat Lana ini selaras dengan Data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Fakta menunjukkan jika lima tahun terakhir terjadi penurunan investasi migas secara berkala. Pada 2018 sebenarnya ada perbaikan kinerja dibanding 2017, kendati demikian capaian tahun 2018 ternyata tak lebih baik dari capaian 2014-2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun