Kalau dulu di dalam Kitab Suci, setelah Adam dan Hawa memetik dan memakan buah terlarang, mereka jatuh dalam dosa dan diusir dari taman eden, maka sekarang setelah manusia memetik buah pada pohon terlarang di zaman edan, mereka lupa diri dan orang lain.
Mereka tidak diusir dari zamannya, tapi mereka terasing dari sesamanya dan mungkin juga dari zamannya. Mereka hidup sendiri tanpa orang lain. Lihat saja! Mereka berpenampilan berbeda dengan kebanyakan orang.
Mereka mempunyai dunianya sendiri. Nama dan diri mereka berubah karena mereka telah memetik buah terlarang di zaman modern. Mereka tidak lagi percaya pada dirinya sendiri karena mereka selalu melihat kekurangan di dalam dirinya. Inilah manusia Eden.
Menjadi manusia Eden bukanlah tuntutan. Itu hanya tawaran. Kalau tuntutan, kenapa saya tidak harus menjadi sepertinya?? Tawaran tidak harus selalu diterima. Engkau mesti bisa melihat “apakah itu baik atau buruk??”.
Tapi kebanyakan manusia lebih memilih tawaran untuk menjadi manusia Eden. Mereka hanya melihat kemasannya yang menarik, tapi lupa untuk melihat isinya. Bagi mereka “kalau kemasannya menarik, isinya juga pasti menarik”. Memang taman Eden itu indah dan menarik.
Dia adalah surga, tapi kita jangan lupa di dalam taman Eden “masih ada ular yang berbelit di pohon terlarang. Lalu memanggil kita untuk menikmatinya.” Di taman Eden engkau bisa menikmati semua yang engkau inginkan, tapi satu hal yang harus kau jaga “engkau tak boleh melihat pohon terlarang, sebab di sana keinginanmu akan birahi dan engkau ingin menikmatinya”.
Saya ingin menjadi diri saya sendiri. Di balik nama saya yang berubah tersimpan makna yang begitu mendalam. Saya bisa melihat segalanya. Buktinya “sekarang saya bisa tampil dengan diri saya sendiri, bukan dengan apa yang orang katakan atau zaman katakan untuk saya”.
Saya hidup di zaman modern, tapi saya tak mau dihidupi olehnya. Saya mau belajar darinya “bagaiamana menjadi nama yang indah dan menjadi diri sendiri”. Who am I?? I am my self. Saya bangga karena “ada kelebihan dalam kekurangan saya”. Saya dicintai bukan karena saya lebih, tapi karena saya menghargai apa yang kurang dalam diri saya.
Tawaran tidak harus selalu diterima. Engkau mesti bisa melihat “apakah itu baik atau buruk??”. Tapi kebanyakan manusia lebih memilih tawaran untuk menjadi manusia Eden. Mereka hanya melihat kemasannya yang menarik, tapi lupa untuk melihat isinya. Bagi mereka “kalau kemasannya menarik, isinya juga pasti menarik”.
Memang taman Eden itu indah dan menarik. Dia adalah surga, tapi kita jangan lupa di dalam taman Eden “masih ada ular yang berbelit di pohon terlarang. Lalu memanggil kita untuk menikmatinya “nak kemarilah.
Di sini engkau akan menikmati segalanya. Tak ada yang bisa mengalahkan kenikamtan ini. Engkau akan menjadi penikmat dan empunya terhebat. Tak akan ada yang bisa menyaingimu. Engkau akan mempunyai segalanya. Kemarilah nak. Ia memanggilmu datang.”