I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times.
- Bruce Lee.
Siapa yang tidak tau Bruce Lee. Seorang bintang film laga yang terkenal dengan kepiawaian nya dalam seni bela diri. Bruce bisa sampai melontarkan kalimat tersebut bukan tanpa sebab. Tentunya didasari oleh perjalanan panjang bruce di dunia entertainment dan bela diri.
Dari kalimat tadi, poin utama yang menjadi sorotan adalah kuantitas pengulangan yang dilakukan. Sehingga apabila diuraikan, proses nya dimulai dari belajar kemudian diulangi.
Pengulangan merupakan syarat utama untuk mencapai konsistensi. Sebagaimana konsistensi berhubungan langsung dengan membangun kebiasaan yang dapat mengubah perilaku. Dalam psikologi, konsistensi sangat penting karena kebiasaan yang berulang-ulang menciptakan pola pikir yang mempengaruhi perilaku seseorang secara keseluruhan.
Sedikit cerita, aku pernah mendapati salah satu junior di dojo yang berhenti latihan karena merasa bosan dengan materi yang itu lagi dan lagi. Padahal biasanya setelah pengulangan itu selesai, aku selalu menambahkan materi baru bahkan bertanya mau belajar apa lagi. Ternyata itu tidak cukup ampuh untuk mengajak dia mulai latihan kembali. Memang benar yang namanya mengulang itu membosankan. Tapi mana ada sih yang namanya mahir di percobaan pertama. Apalagi konteksnya di sini seni bela diri. Mulanya belajar gerakan saja belum lagi setelah itu teknik mengatur nafas, mengalirkan tenaga, memusatkan target, kecepatan, kekuatan, dan masih banyak lagi. Yang mana, itu berlaku di semua gerakan.
Selain itu, masih banyak lagi tokoh terkenal yang membuktikan bahwa repetisi atau pengulangan itu benar-benar ruh dari suatu perjuangan. Aku ada satu film yang sangat menginspirasi, menceritakan tentang perjuangan serang pegulat wanita. Judul nya DANGAL. Satu dari banyak nya dialog epik adalah
"Sebagai seorang ayah, aku tidak akan selalu ada untuk melindungimu; aku hanya bisa mengajarimu untuk berjuang, tetapi hanya kamu sendiri yang harus berjuang dalam pertempuranmu sendiri.”
Memang ya, figur ayah ketika memberikan nasihat sekilas seperti meringkas seluruh perjalanan hidup nya. Sangat bermakna.
Kembali lagi ke repetisi tadi. Dari serangkaian cerita di atas, poin yang saling berkaitan adalah bahwa dalam berjuang tidak ada yang namanya hasil tanpa adanya konsistensi. Dan konsistensi dimulali dari kebiasaan mengulangi.
Sekalipun kalah, kita hanya kalah dari orang lain. Bukan diri sendiri.
Seperti perjuangan di awal, yang paling dilawan adalah energi negatif diri sendiri.
Kita tetap berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H