Mohon tunggu...
M ilham Ananda dc
M ilham Ananda dc Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca buku, olah raga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Musim Kemarau dan Kedai yang Banyak Tak Dibuka

21 Juli 2024   21:30 Diperbarui: 22 Juli 2024   05:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Akhir-akhir ini kawasan kota Meulaboh mengalami musim kemarau yang lumayan panjang membuat kita panas tak terhenti, pengennya minum yang dingin-dingin, tapi ada satu masalah yang selama ini yang mungkin sering kita lihat bahwa kedai-kedai terdekat atau kedai-kedai yang ada di tempat kita banyak yang tak di buka selama musim panas ini. Apa karena habis stok barang atau karena lain? 

Ini bisa di bilang kejadian yang cukup aneh selama musim kemarau, biasanya kedai terdekat di buka apalagi di musim kemarau yang lumayan panjang yang membuat kita kepengen minum-minuman yang dingin bahkan yang sudah menjadi es sekalipun. Tak hanya kedai di desa, kedai di kota juga sebagian tutup kecuali Indomaret, Alfamart, dan minimarket di sekitar kita.

Ada apa di musim kemarau ini? Musim kemarau sudah mulai sejak sebulan setelah lebaran Aidul Adha kemarin, bahkan di wilayah lain juga sudah mulai kemarau dan ada juga yang sedang melaksanakan sholat Istisqa (Sholat meminta hujan) secara berjamaah, karena cuaca yang begitu panas membuat tanah, lumpur, bahkan parit sekalipun kekeringan karena kemarau yang lumayan panjang. 

Hujanpun kemarin cuma sebentar cuma sedikit basahin jalan saja, setelah itu panas seperti biasanya. Kebanyakan orang ketika cuaca panas seperti sekarang ini minum yang dingin, atau jajan yang membutnya segar dan membuat orang tidak cepat haus. 

Banyak para petani-petani merasa tanamannya rusak bahkan dedaunan kering seketika, apalagi petani sawah yang daun padinya banyak yang kering akibat lumpur yang kering, begitu juga petani sayur. Yang kita sayangkan semua petani hanya bisa menunggu hujan kalau tidak maka tanamannya tidak bagus. Sayang sekali bagi petani sedih melihat tanamannya tak subur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun