Mohon tunggu...
M ilham Ananda dc
M ilham Ananda dc Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca buku, olah raga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Garis Finisku

17 Juli 2024   10:57 Diperbarui: 17 Juli 2024   11:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai, aku ilham ananda orang seing panggil namaku ada yang ilham ada juga yang panggil namaku nanda itu kalau di kampus, ya kalau di rumah tetap ilham dong. Aku mempunyai bakat mengambar atau menulis Kaligrafi Qur'an sejak SMP dan Alhamdulillah sampai sekarang masih lumayan bagus walaupun gambar kaligrafinya gak sebagus dulu, bisa di bilang sekarang begitulah. 

Aku akan sedikit ceritaku menuju garis finis dengan waktu yang cukup panjang. Aku masuk SMP tahun 2015 ya tau sendirilah gimana anak yang baru tamat SD masih melekat sifat anak-anaknya masih pengen banyak main walaupun di pondok pesantren. singkat cerita ajalah, akhiir tahun menuju libur semester satu pihak pesantren membuat acara perlombaan bulan maulid, yaitu HBS (Hari Besar Santri) biasanya lomba yang di adakan lomba seni qira'an atau sering di sebut ngaji tilawah, kaligrafi, kitab kuning, sejarah islam, sejarah kerajaan Aceh, debat kitab kuning, dan pitado bahasa Arab dan Indonesia, yang di adakan setiap tahunnya di seluruh pesantren di Indonesia. Kelas satu SMP aku masih bingung mau ikut perlombaan apa? 

Karena masih anak-anak banget, bisa di bilang anak kelas satu SMP itu masih anak bawang kalau orang bilang di tempatku. Kelas dua SMP udah mulai belajar dan udah mulai ikut lomba dengan cabang perlombaan kaligrafi qur'an tapi gugur karena kondisi kesehatan yang kurang baik dan waktu itu lagi kondisi demam yang lumayan panas dan lemas banget badan. 

Kelas tiga SMP lanjut lagi ikut lomba kaligrafi lagi karena masih belum dapat juara, karena yang aku incar dulu piala sama uang jajan dan Allah belum kasih rezeki untukku untuk dapat juara, kalau kata orang tua dulu kalau belum bisa yang terbaik hari ini, masih ada hari esok, artinya jangan pernah menyerah dengan bakatmu yang saat ini kamu kuasai, bukan ceraman ini hanya sekedar cerita. Dan masuk SMA pun masih tetap ingin ikut lomba kaligrafi. Kelas satu SMA masih tetap lanjut ikut lomba kaligrafi dan gugur lagi, karena ayah masuk rumah sakit aku dan adik harus menjaga ayah sampai ayah pulang dan benar-benar sembuh. 

Kelas dua SMA harus tetap ikut lomba ini lagi, karena aku gak ingin kecewa dengan bakatku, tapi Allah SWT berkata lain lagi-lagi aku harus gugur karena sakit lagi penyakit gatal-gatal, penyakit yang seking kali anak pesantren rasakan di setiap pesantren, mungkin kalian tau dan paham penyakitnya anak pesantren, sempat aku berdoa sambil menangis, Ya Allah cobaan apa yang engkau berikan kepadaku, aku ingin mendapatkan hadiah juara apapun gak harus juara satu. 

Dan kelas tiga SMA ini kelas terakhir untukku ikut lomba kaligrafi yang terakhir kalinya dan gak lama lagi juga sudah tamat, sebelum ikut lomba yang terakhir kalinya aku berdoa, Ya Allah jika ini belum rezekiku untuk ikut lomba yang terakhir kalinya aku akan tetap belajar di bangku kuliah nanti. 

Dan malam yang di tunggu-tunggu anak santri waktunya pengumuman juara di setiap perlombaan dan namaku tertulis di posisi juara tiga, terharunya luar biasa sekali sampai menangis bahagia karena sudah mendapatkan juara tiga dengan nilai 79. Mungkin kalau aku habis semua aku tulis kaligrafinya dapat juara dua karena yang aku tulis gak semua mengingat waktu hanya 2 jam 30 menit sedangkan aku udah hampir 3 jam, karena gambar kaligrafinya panjang. 

Gak mudah loh belajar kaligrafi apalagi untuk ikut lomba selain butuh kesabaran yang luas juga butuh alat kaligrafi yang khusus. Inilah garis finisku mendapatkan juara di pondok pesantren dengan waktu yang panjang. Buat teman-teman yang lagi belajar memperdalam bakat semangat buat kalian, next time Insya Allah aku bakal cerita yang lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun