Debat publik putaran kedua Pilkada Kota Surabaya yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) diwarnai adu mulut antara pasangan Eri Cahyadi-Armuji dan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno saat pemaparan kebijakan bantuan untuk masyarakat berpenghasilan rendah di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Bermula saat Machfud, yang merupakan pensiunan Jenderal Polri memaparkan programnya untuk menanggulangi kemiskinan. Ada beberapa hal yang akan ia lakukan, yakni program pendidikan gratis, penguatan jaminan kesehatan, bantuan tunai.
Mujiaman, pasangan Machfud, menambahkan bahwa mereka menjanjikan anggaran Rp150 juta per RT yang bisa digunakan untuk pembangunan dan peningkatan infrastruktur di Surabaya.
Menanggapi hal itu, Eri Cahyadi kemudian menyindir rencana Machfud soal rencana penguatan jaminan kesehatan. Ia juga menyebut bahwa program-program paslon dua itu sudah dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Dengan kata lain, tak ada yang baru.
"Tadi disampaikan banyak program, itu hampir sama kalau buat saya, program yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya," kata Eri.
Armuji, pasaan Eri, juga menyebut rencana Machfud-Mujiaman yang ingin mengalokasikan Rp150 juta per RT terbilang kemunduran.
"Kalau Rp150 juta per RT itu cukup kecil, kita sudah melakukan Rp187 juta itu bentuk program. Oleh itulah kalau Rp150 juta ini kemunduran, bukan kemajuan, mundur sekali," ujar Armuji.
Machfud kemudian balas menyindir bahwa yang disebutkan Eri-Armuji tersebut adalah hasil kerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Lantas memang bukan tindakan yang bagus jika Eri dan Armuji mengakui sudah melakukan itu semua.
Diketahui, Eri merupakan mantan birokrat di Pemkot Surabaya. Dia lalu menjadi kader PDIP usai diusung menjadi calon wali kota. "Itu kan pekerjaan Bu Wali Kota yang sekarang, bukan pekerjaan saudara," timpal Machfud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H