Rintik demi rintik air Tuhan turun
Linai demi linai mendobrak topengku
Topeng wajahku yang selama ini kupakai
Yang terbiasa memancar senyum
Sekarang mulai datar
Kini perlahan mulai retak akibat airmata
Aku sejenak terdiam
Memandang pekatnya langit malam
Tak ada satupun bintang yang kutatap
Mencoba memutar ulang memori
Sekejap mataku sayu
Seakan tak sanggup mengelus dada
Aku mulai menangkap sesuatu
Kurasa inilah definisi kecewa
Kecewa yang melebihi amarah
Memacu emosi, terkulai, patah, dan hancur sekejap mata.
Aku terus mencoba bangkit kembali
Namun sesuatu yang telah patah tak akan mungkin utuh lagi
Balikpapan,05 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H